“Bahasa Arab bersanding dengan 5 bahasa resmi PBB lainnya (Bahasa Inggris, Tionghoa, Perancis, Rusia, dan Spanyol). Pada saat pertemuan resmi PBB dilangsungkan, perwakilan negara-negara yang terlibat berkumpul dalam satu ruangan besar dan mereka menyampaikan beragam gagasan menggunakan 6 bahasa resmi tersebut.”

Assalaamualaikum!

Mitra Excellent, Anda tentu sering mendengar salam dalam Bahasa Arab tersebut, bukan? Ya, ungkapan salam tersebut merupakan bagian dari salah satu sapaan berbahasa Arab bermakna doa, yaitu agar orang yang mendapat sapaan tersebut memperoleh limpahan keselamatan, rahmat, dan berkah dari-Nya. Sangat menarik, bukan? Dalam lingkungan sehari-hari, bahasa Arab kerap terdengar di negara-negara yang penduduknya mayoritas menganut agama Islam seperti di Indonesia.

Tidak hanya itu, negara-negara yang menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa resmi juga berjumlah tidak sedikit. Jumlah yang tercatat di The World Factbook pada situs CIA, ada 27 negara yang tersebar di Timur Tengah serta Afrika Utara, menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa resmi kenegaraan.

Dari 27 negara tersebut, 18 negara menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa resmi (bahasa nasional), 4 negara menggunakannya sebagai bahasa resmi utama (berdampingan dengan bahasa resmi lain tetapi sama-sama menjadi bahasa nasional), dan 5 negara menggunakannya sebagai bahasa kedua setelah bahasa nasional.
Anda dapat melihat rincian negara-negara tersebut melalui daftar berikut:

Jumlah penutur bahasa Arab yang begitu banyak ini membuat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memutuskan untuk menjadikan bahasa Arab sebagai salah satu bahasa resmi PBB pada 18 Desember 1973. Bahasa Arab bersanding dengan 5 bahasa resmi PBB lainnya (Bahasa Inggris, Tionghoa, Perancis, Rusia, dan Spanyol).

Pada saat pertemuan resmi PBB dilangsungkan, perwakilan negara-negara yang terlibat berkumpul dalam satu ruangan besar dan mereka menyampaikan beragam gagasan menggunakan 6 bahasa resmi tersebut. Contohnya saat delegasi dari Uni Emirat Arab menyampaikan gagasan maka mereka menggunakan bahasa Arab, begitupun delegasi dari Tiongkok maka mereka menggunakan bahasa Tionghoa saat berbicara di depan publik. Sementara delegasi dari Indonesia akan menyampaikan gagasan menggunakan bahasa Inggris karena bahasa Indonesia bukan termasuk dalam bahasa resmi PBB.

Penetapan bahasa Arab sebagai bahasa resmi PBB pada tanggal 18 Desember menginspirasi Maroko dan Arab Saudi untuk mengusulkan ke UNESCO agar tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Bahasa Arab Sedunia (World Arabic Language Day) pada tahun 2010. Tujuan dari peringatan ini adalah sebagai bentuk promosi multilingualism dan keragaman budaya.

Tidak hanya itu, tujuan lain dipilihnya tanggal 18 Desember sebagai Hari Bahasa Arab Sedunia adalah untuk menumbuhkan kesadaran para anggota PBB pada sejarah, kebudayaan, dan perkembangan dari masing-masing ke-6 bahasa resmi PBB.
Benar saja, semenjak ditetapkannya bahasa Arab sebagai bahasa resmi PBB, orang-orang yang ingin belajar bahasa Arab semakin bertambah setiap tahunnya. Sementara bagi pembelajar bahasa dan sastra Arab, peresmian tanggal 18 Desember seolah menjadi angin segar untuk memperluas jangkauan dalam berkarya maupun tenggelam dalam beragam ilmu baru.

Banyak masyarakat muda kita yang berlomba-lomba mempelajari kebudayaan Arab beserta bahasa dan budayanya karena citra Arab Saudi sendiri yang begitu baik di mata masyarakat Indonesia. Jurusan bahasa Arab selalu laris karena para pembelajar yakin akan potensi besar diterimanya mereka saat terjun di masyarakat luas sebagai seorang penerjemah yang andal. Jam terbang semakin tinggi di kala hasil penerjemahan mereka bagus dan tak jarang juga mereka mampu bekerja atau menuntut ilmu ke negeri Timur Tengah berkat penguasaan bahasa Arab.

Yang menjadi pertanyaan, apakah kondisi serupa juga dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di negara dengan bahasa nasional / resmi Bahasa Arab? Mengingat bahasa Arab merupakan bahasa resmi PBB, pasti dalam benak kita, masyarakat di sana enggan menguasai bahasa asing lainnya.

Sayangnya, pendapat kita tidak sepenuhnya tepat. Di beberapa negara yang memiliki bahasa ibu Bahasa Arab, mengaku kesulitan menghadapi era globalisasi di mana bahasa asing seperti Bahasa Inggris dengan mudahnya masuk ke negara mereka. Para orang tua mengaku harus ekstra mendisiplinkan anak-anaknya karena mereka mulai merasakan ketertarikan besar terhadap bahasa Inggris.

Seperti yang pernah diliput oleh situs thenational.ae, para remaja lebih tertarik mempelajari bahasa Inggris ketimbang bahasa Arab. Mereka juga mencampur bahasa Arab dengan bahasa Inggris menjadi semacam ‘bahasa baru’ yang disebut Arabish atau Arabizi oleh para kawula muda. Bagi remaja Arab, Bahasa Inggris memudahkan mereka berinteraksi dengan dunia luar.
Permasalahan seperti ini, rupanya tak hanya dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di Arab Saudi saja. Di Yordania pun masalah serupa hampir dirasakan oleh para orang tua. Mereka mulai mengkhawatirkan anak-anaknya yang masih kecil karena belum banyaknya tontonan menghibur berbahasa Arab.

Akan tetapi seiring berkembangnya zaman dan kemudahan akses informasi beserta teknologi, ada sepasang suami-istri yang kreatif membuat project tentang film kartun untuk balita berbahasa Arab. Film kartun seri tersebut sarat akan hiburan dan pendidikan untuk anak-anak sehingga rasa ketertarikan mereka terhadap bahasa ibu akan tetap ada dan terus berkembang.

Bermacam-macam cerita yang baru saja diulas, membuka pikiran kita bahwa pengakuan PBB mengenai bahasa Arab sebagai bahasa resmi tidak cukup membuat masyarakat di sana berbangga hati. Peranan pemerintah sembari menyadarkan bahwa bahasa Arab berperan penting untuk menyampaikan gagasan-gagasan penting di muka dunia kepada anak-anak muda menjadi ‘pekerjaan rumah’ tersendiri. Begitu banyak hal yang terjadi di Timur Tengah di mana dunia harus tahu dan di situlah orang-orang bisa menyampaikan aspirasi mereka ke meja PBB tanpa perlu menerjemahkan ke bahasa lain.

Penerapan Hari Bahasa Arab Sedunia oleh UNESCO, organisasi naungan PBB, sebenarnya menyadarkan berbagai pihak di dunia bahwa banyak kosa kata dari bahasa Arab ternyata telah melebur ke bahasa asing lain seperti bahasa Inggris. Coba simak contoh berikut:

Contoh tersebut masih sebagian kecil kosa kata bahasa Inggris yang diambil dari bahasa Arab. Meluasnya bahasa Arab yang telah diterima oleh masyarakat di berbagai belahan dunia semakin membuktikan bahwa memang bahasa Arab merupakan bahasa internasional berkelas.
Salam Excellent! ^^[:]