International Translation Day (Hari Penerjemahan Internasional) dapat diamati pada tanggal 30 September setiap tahunnya, dan diperingati untuk meningkatkan kesadaran tentang profesi penerjemahan, dan untuk memberikan penghormatan kepada karya para profesional dalam bidang bahasa. Penerjemahan membantu dalam mempromosikan warisan budaya dan munculnya rasa saling menghormati di dunia yang terus berubah saat ini.

Menurut PBB, Hari Penerjemahan Internasional memainkan peranan penting dalam menyatukan negara-negara, berkontribusi pada pembangunan dan memperkuat perdamaian serta keamanan dunia. Hari ini memberikan peluang besar untuk menyoroti pekerjaan penting para penerjemah, juru bahasa, dan lainnya dalam industri layanan bahasa.

International Translation Day 2019: Tema

Tema Hari Penerjemahan Internasional 2019 adalah, “Translation and Indigenous Languages”/Penerjemahan dan Bahasa Adat. Tema ini berfokus pada bahasa asli yang berada dalam bahaya kepunahan. Karena itu, penting untuk melestarikan dan melindungi bahasa jutaan penduduk asli di seluruh dunia. Bahasa untuk penduduk asli adalah bagian integral dari budaya mereka. Dapat dikatakan bahwa ketika suatu komunitas kehilangan bahasanya, ia juga akan kehilangan budayanya.

Tema Hari Penerjemahan Internasional  2018 adalah “Translation: Promoting Cultural Heritage in Changing Times”/Penerjemahan: Mempromosikan Warisan Budaya di Era yang Berubah. Tema ini dipilih oleh dewan FIT, dan memainkan peran penting dalam menyatukan negara-negara, memfasilitasi dialog, pemahaman dan kerja sama, berkontribusi pada pembangunan dan memperkuat perdamaian dan keamanan dunia.

International Translation Day 2019: Sejarah

Tahukah Anda bahwa Hari Penerjemahan Internasional adalah di antara entri terbaru dalam kalender acara dunia? Peringatan ini dimunculkan oleh Federasi Penerjemah Internasional (FIT). Perayaan hari ini setiap tahunnya adalah dalam rangka menghargai pekerjaan penerjemah dan penerjemah yang meruntuhkan hambatan bahasa untuk membuat dunia menjadi tempat yang sedikit lebih terjangkau. Peringatan atas hari ini dirayakan dengan serangkaian acara, seminar, dan simposium di berbagai kawasan dunia.

Pada 24 Mei 2017, Majelis Umum mengadopsi resolusi 71/288 untuk menyatakan 30 September sebagai Hari Penerjemahan Internasional setelah mempertimbangkan peran para profesional dalam menghubungkan negara-negara dan memupuk perdamaian, pengertian dan pembangunan.

30 September dipilih oleh FIT karena tanggal ini bertepatan dengan St. Jerome, penerjemah Alkitab yang dianggap sebagai penerjemah fenomenal. Perayaan ini telah dipromosikan oleh FIT (Federasi Penerjemah Internasional) yang didirikan pada tahun 1953. Bahkan pada tahun 1991, FIT meluncurkan ide Hari Penerjemahan Internasional yang diakui secara resmi untuk menunjukkan solidaritas komunitas penerjemahan di seluruh dunia dan juga untuk mempromosikan profesi penerjemahan di beberapa negara.

International Translation Day 2019: Pengaruh

Izinkan kami menginformasikan kepada Anda bahwa penerjemah dan juru bahasa adalah dua profesi yang didedikasikan untuk satu tujuan, yaitu memfasilitasi komunikasi di antara orang-orang. Baik penerjemah maupun juru bahasa berada di titik persimpangan yang berdampak pada perkembangan bisnis, sains, kedokteran, teknologi, hukum internasional, politik, dan sejumlah bidang lainnya. Bantuan ini akan memberikan kemampuan masing-masing di dunia untuk saling belajar satu sama lain untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan.

Menurut UNESCO, warisan budaya sebagaimana yang disebutkan dalam tema tahun ini tidak berakhir sebagai “monumen dan koleksi benda-benda”. Warisan budaya ini mencakup warisan budaya non-benda seperti pengetahuan, kepercayaan, dan praktik yang menyangkut manusia, alam, dan hubungan kita dengan alam semesta. Hal ini tidak hanya membantu dalam partisipasi antar budaya tetapi juga mendorong rasa saling menghormati tentang cara hidup lainnya.

Oleh karena itu, Hari Penerjemahan Internasional menyoroti peran penerjemahan untuk mendorong profesi yang membantu mempromosikan pemahaman tentang warisan budaya dan rasa saling menghormati di dunia kita yang terus berubah.

Source: Jagran Josh