Penggunaan kata “Kiri!” – Mitra Excellent, sebagian besar kita tentu pernah naik kendaraan umum/mikrolet. Saat hendak berhenti, biasanya kita akan menyeru dengan seruan “Kiri!”, kemudian sang sopir akan menepikan kendaraan umum/mikrolet yang kita tumpangi.
Namun tahukah Anda, Mitra Excellent, hal ini tidak berlaku di setiap daerah di negeri ini.
– – – – – – –
Di Jayapura, penggunaan kata “Kiri!” merujuk pada sebuah komplek pelacuran. Sopir angkot di sana mungkin akan mengatakan: “Masih jauh!”.
Di Manado, sopir tidak akan menepikan kendaraan umumnya saat ada seruan “Kiri!”. Sopir baru akan memberhentikan laju kendaraan saat kita menyeru “Muka!”.
Daerah-daerah lain, penumpang kendaraan umum di Denpasar dan Palembang lazim menggunakan kata “Stop!”, di Lhok Sumawe “Pinggir!”, di Bengkulu “Minggir!”, di Padang “Siko Ciek!” (Di sini satu! Sekalipun penumpang yang turun lebih dari satu orang).
Kata-kata itu semuanya merujuk pada maksud untuk meminta kepada sopir kendaraan agar menghentikan laju kendaraannya dan menepi.
– – – – – – –
Wah, Mitra Excellent, betapa beragam kata yang digunakan untuk satu potongan aktivitas saja di berbagai daerah di negeri ini. Bagaimana dengan komunikasi lintas bahasa di dunia?
Ya, Anda telah menyadarinya. Perlu pihak yang sanggup memetakan penggunaan kata secara tepat ketika dialihbahasakan. Excellent Translation memiliki tim native translator (penerjemah dari penutur bahasa asli) yang akan membuat pilihan penggunaan kata yang tepat, sehingga proyek terjemahan yang masuk dapat lebih meyakinkan untuk disajikan kepada masyarakat global yang dituju.
Demikianlah, Mitra Excellent, dengan cara itulah Anda bisa meminimalisasi kendala komunikasi lintas bahasa. Oh, ya. Bagaimana ungkapan untuk menghentikan laju kendaraan umum di tempat Anda?
Salam Excellent!