Australia dikenal sebagai salah satu negara tujuan para imigran untuk bekerja atau berbisnis. Hal ini dilatarbelakangi oleh kelengkapan fasilitas  sekolah, kesehatan publik, penduduk yang berbahasa Inggris, dan kehidupan yang multikultural. Namun sebelum melakukan bisnis disana, baiknya kamu mengetahui terlebih dahulu budaya bisnis Australia agar tidak mengalami shock culture.

Rapat

Sebelum mengadakan rapat, kamu harus membuat janji beberapa hari sebelumnya. Agenda rapat juga harus jelas dan dibagiikan sebelum pertemuan, dengan begitu orang akan menghargai undangan rapat. Pastikan kamu tidak terlambat menghadiri rapat. Bahkan jika kamu yang akan memimpin rapat, pastikan untuk datang tepat waktu atau lebih awal. Karena keterlambatan mencerminkan ketidakprofesionalan dalam bekerja.

Prosiding dalam rapat harus mengikuti agenda yang sudah ditetapkan. Orang Australia biasanya memanfaatkan pertemuan pertama untuk menyimak tujuan utama dan menentukan tingkat kepercayaan. Karena itu, orang akan lebih tertarik dengan ide kamu daripada mengenal secara pribadi.

Jika kamu merasa tertantang untuk diskusi kontroversial selama rapat, jangan khawatir, itu tidak masalah. Budaya bisnis Australia adalah membangun suasana diskusi yang baik. Bahkan jika terjadi perdebatan dalam rapat, mereka akan membuatnya menjadi perdebatan yang menghibur dengan meresponnya melalui humor. Jangan kaget juga jika mereka menggunakan bahasa informal (seperti sumpah serapah), karena itu sudah menjadi hal biasa di Australia.

Peserta dalam rapat juga tidak akan khawatir mengenai pendapat atau ide yang dimiliki. Budaya bisnis Australia sangat terbuka, siapa pun peserta dalam rapat dipersilahkan memberikan pendapatnya, tanpa memandang usia atau hierarki bisnis.

Ketika melakukan negosiasi, kamu harus menjelaskan niatmu secara jelas yang didukung dengan fakta dan data. Negoisasi ini biasanya berlangsung cepat karena orang Australia memuali sesuatu dengan jujur dan tegas. Mereka tidak merasa sulit untuk mengatakan “tidak”, jadi jawabannya akan jelas dan langsung. Tidak bertele-tele ataupun disertai rasa segan.

Orang Australia juga tidak menyukai proses tawar-menawar. Jika kamu mencoba untuk menawar, mungkin akan membuat mereka enggan bekerja sama. Selain itu, mereka juga sangat menghargai kesederhanaan, jadi jangan coba-coba menjual perusahaan atau bahkan berpikir untuk menerapkan teknik penjualan yang agresif. Berusahalah untuk bersikap faktual, ramah, to the point, dan tidak egois.

Komunikasi dan Hubungan

Orang Australia dikenal tidak terlalu formal, untuk salam pembuka cukup dengan jabat tangan dan senyum yang sesuai. Untuk panggilan, mereka lebih suka menggunakan nama depan, sekalipun pada pertemuan awal. Namun kamu bisa memperkenalkan diri dengan nama lengkap.

Beberapa percakapan ringan biasanya dilakukan beberapa menit sebelum mulai membahas bisnis, tujuannya adalah untuk memecah keheningan. Kamu bisa menanyakan hal yang bersifat umum (seperti cuaca dan olahraga) untuk menghindari topik pribadi yang bisa menyinggung kehidupan pribadi orang lain. Atau membahas apapun yang terkait dengan Australia secara positif, karena itu adalah permulaan percakapan yang baik.

Topik yang perlu dihindari adalah agama, politik dan seks, kecuai mitra Australia yang memulainya. Jangan mencoba bertanya masalah imigrasi dan Aborigin, tidak peduli sebesar apa rasa penasaranmu. Selain itu jangan berkomentar tentang aksen mereka, karena bisa menyinggung perasaan mereka.

Dalam budaya bisnis Australia, komunikasi yang dibangun sangat jelas. Mereka tidak mudah terintimidasi dengan kepentingan orang lain. Ketika menyampaikan suatu ide pun harus disajikan dengan fakta, angka, dan tujuan. Mereka akan mengabaikan poin-poin yang tidak penting dan klaim berlebihan.

Di Australia, membangun hubungan pribadi sebelum melakukan bisnis bukan menjadi hal yang harus dilakukan. Namun mereka terbuka untuk menjalin hubungan persahabatan bisnis dalam jangka Panjang. Mereka akan menikmati membangun hubungan selama tidak berusaha untuk mencampuradukkan keduanya.

Di Australia, kamu dapat meningkatkan hubungan sosialmu sepulang dari bekerja. Orang Australia biasanya pergi ke bar untuk bersosialisasi. Disana tidak dikenal istilah minum minuman keras, mereka hanya melakukannya sepanjang waktu. Karena itu, alkohol memainkan peran besar dalam budaya Australia.

Dalam budaya bisnis Australia, menjalin hubungan percintaan dengan rekan kantor tidak dianggap sebagai masalah besar. Jadi tidak masalah jika kamu melakukannya, asalkan profesional selama jam kantor dan tetap transparan. Orang tidak akan peduli apa yang kamu lakukan dengan waktu luang yang kamu miliki.

 

Hierarki

Budaya bisnis Australia bisa jadi berbeda dengan budaya bisnis yang selama ini kamu terapkan. Di Australia tidak dikenal istilah ABS (Asal Bapak Senang), kamu bisa melihat pemandangan yang berbeda disana. Budaya bisnis Australia bersifat kolaboratif. Manajer tak akan segan berkonsultasi dengan karyawannya untuk menghasilkan akhir yang maksimal. Hal ini diterapkan agar karyawan merasa terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

Kamu bisa saja mengira manager adalah salah satu anggota tim, karena tidak ada jarak yang kontras antara manajer dengan karyawan biasa. Bahkan dalam rapat, sah-sah saja mendebat atasan atau rekan kerja selama basis argumennya jelas, logis, berbobot dan disampaikan dengan sopan.

Oleh karena itu, perintah yang kasar tidak akan dihargai dan dianggap sombong. Dalam budaya bisnis Australia, arahan atau instruksi biasanya diwujudkan dalam permintaan atau saran yang sopan. Contoh “Mungkin kita harus mencoba …” atau “Apakah kamu pikir kita bisa …” dan lain lain. Kalimat-kalimat tersebut digunakan untuk menghindari jarak dan formalitas di tempat kerja. Namun mereka paham, meskipun kalimat saran itu terlihat sopan, tetapi mengandung ari perintah yang tegas. Rasa saling menghormati adalah ideal antara karyawan dan manajer; mereka yang berada di manajemen menengah mencoba untuk berkolaborasi dengan karyawan mereka untuk mengakomodasi kebutuhan mereka.

Korupsi dan Nepotisme

Pada Indeks Persepsi Korupsi (2017), Australia menempati peringkat ke-13 dari 180 negara. Menerima skor 77 (pada skala dari 0 hingga 100). Persepsi ini menunjukkan bahwa sektor publik Australia relatif bebas dari korupsi.

Dalam budaya bisnis Australia, memberikan hadiah adalah hal yang tidak diharapkan. Jika kamu bersikeras untuk tetap memberikannya, pastikan itu bukan suatu upaya penyuapan. Sedangkan hadiah untuk karyawan organisasi yang didanai pemerintah hanya bisa diterima jika memiliki nilai dolar yang rendah. Namun itu harus tetap dilaporkan kepada bagian Sumber Daya Manusia atau departemen keuangan terlebih dahulu.

Mengenai nepotisme, tidak terlalu umum dalam budaya bisnis Australia. Dalam bisnis perusahaan, jika ada keluarga yang dipekerjakan pasti berdasarkan prestasi dan kompetensi yang mumpuni. Jadi jangan sekalipun berifkir kamu dapat dengan mudah diterima kerja hanya karena memiliki “orang dalam”. Hal itu sama sekali tidak berlaku di Australia.