Interpretasi Emoji Tidak Universal

Studi Menemukan Interpretasi Emoji Tidak Universal

Ketika emoji pertama kali dirilis, diharapkan bahwa simbol-simbol tersebut akan menjadi bahasa universal, dengan kemampuan untuk melampaui perbedaan budaya dan perbatasan.

Baru-baru ini, para peneliti telah menemukan bahwa beberapa emoji ditafsirkan secara sangat berbeda. Ini berarti bahwa miskomunikasi terjadi ketika digunakan. Bahkan penerjemah pemasaran profesional tidak dapat mengartikan emoji menggunakan cara yang sama.


Misalnya, ditemukan bahwa ketika individu menerima emoji yang menunjukkan wajah yang mengekspresikan air mata sukacita, beberapa penerima menafsirkannya secara positif, sementara yang lain melihatnya secara negatif. Tampaknya penelitian ini juga mengungkapkan bahwa hanya 4,5% dari pesan emoji diterima secara konsisten dengan cara yang sama. Tercatat hingga 25% memiliki reaksi yang sama sekali berbeda untuk beberapa emoji.

Selain itu, cara emoji diterima adalah hal yang penting; misalnya ada reaksi yang berbeda, tergantung pada apakah emoji diterima melalui iPhone atau Samsung Galaxy.


Eksperimen telah dilakukan menggunakan “wajah yang menyeringai dengan mata yang tersenyum.” Tampaknya reaksi terhadap senyuman mata dan wajah yang menyeringai dalam situasi kehidupan nyata sangat berbeda dengan yang digunakan dalam emoji. 

Seorang mahasiswa Ph.D dari universitas Minnesota (AS) percaya bahwa tanggapan yang berbeda ini disebabkan karena emoji menjadi bagian yang relatif baru dari bahasa dan komunikasi.


Tampaknya ada teori bahwa orang membangun makna bersama menggunakan berbagai jenis metode komunikasi. Pemahaman ini berkembang dari waktu ke waktu dan perlu beberapa saat sebelum orang-orang tertentu apakah mereka memiliki bahasa, wilayah geografis, atau budaya yang sama sebelum mereka menerima bentuk komunikasi baru. Masalahnya adalah penerjemahan profesional tidak diperlukan antar komunikator karena emoji seharusnya mewakili pesan, dan tidak ada kata-kata yang menyertainya.


Telah disarankan bahwa salah satu cara untuk memastikan pemahaman universal adalah dengan menyusun kamus atau menggunakan emojipedia.com sehingga orang dapat memahami dan menerima makna universal emoji.


Jika emoji ini terus menimbulkan kesalahpahaman, komunikator harus tetap menggunakan bahasa verbal, atau barangkali diperlukan penerjemah emoji? 🙂

Salam Excellent!

Adapted from: Aussietranslation

Bagaimana Bahasa Membentuk Cara Berpikir Kita?


Halo Mitra Excellent!

Terdapat 7.000 bahasa yang digunakan di seluruh dunia – dan bahasa-bahasa tersebut memiliki suara-suara, kosa kata, dan struktur yang berbeda, Namun apakah masing-masing membentuk cara berpikir tertentu?

Berikut di bawah ini adalah ulasan Lera Boroditsky, seorang ilmuan kognitif perihal bagaimana bahasa dapat membentuk cara berpikir kita

Saya akan berbicara menggunakan bahasa. Bahasa adalah salah satu kemampuan ajaib yang dimiliki manusia. Kita dapat saling menyampaikan ide yang sangat rumit. Jadi, yang saya lakukan sekarang adalah membuat suara melalui mulut saya, saat menghela napas. Saya membuat nada, desisan, dan embusan, dan semua itu menghasilkan getaran di udara. Getaran udara itu merambat ke arah Anda, kemudian sampai ke gendang telinga, lalu otak menerima getaran dari gendang telinga itu, dan mengubahnya menjadi sebuah pemikiran.

Semoga itu yang terjadi. Karena kemampuan ini, kita, manusia, dapat meneruskan ide-ide kita menembus luasnya ruang dan waktu. Kita dapat menyampaikan pengetahuan ke dalam pemikiran orang lain. Saya bisa menanamkan ide aneh baru ke kepala Anda saat ini juga. Misalnya saya katakan, “Bayangkan ubur-ubur berdansa di perpustakaan, sambil memikirkan teori mekanika kuantum.” 

Jika hidup Anda berjalan mulus tanpa hambatan yang berarti, mungkin hal itu tak pernah terpikirkan. Tapi, saya dapat membuat Anda memikirkannya melalui bahasa. 

Tentu, bahasa di dunia bukan hanya satu, sekitar 7.000 bahasa digunakan di seluruh dunia. Dan semua bahasa memiliki perbedaan pada bermacam-macam hal. Beberapa bahasa memiliki bunyi yang berbeda, kosakata yang berbeda, juga struktur bahasa yang berbeda, perbedaan struktur ini sungguh penting. 

Maka timbul pertanyaan: Apakah bahasa yang kita pakai membentuk cara berpikir kita? Nah, ini pertanyaan kuno. Sejak dulu, banyak orang telah berspekulasi mengenai hal ini. Charlemagne, seorang Kaisar Romawi, berkata, “Memiliki bahasa kedua sama seperti memiliki jiwa kedua” — ini suatu dukungan kuat bahwa bahasa membentuk realitas. Tetapi di sisi lain, Shakespeare membuat Juliet berkata, “Apalah arti sebuah nama? Mawar dengan nama lain akan tetap sama wanginya.” Nah, mungkin artinya, bahasa tidak membentuk realitas. 

Perdebatan ini telah berlangsung selama ribuan tahun. Tetapi hingga saat ini, belum ada data yang membuktikan salah satunya. Belum lama ini, di lab saya dan lab lain di dunia, mulai dilakukan penelitian dan kini kami punya data ilmiah untuk menjawab perdebatan tersebut. 

Saya akan menceritakan beberapa contoh favorit saya. Saya akan mulai dengan sebuah komunitas Aborigin di Australia yang pernah bekerja sama dengan saya. Mereka adalah suku Kuuk Thaayorre. Mereka tinggal di Pormpuraaw di ujung paling barat Cape York. Yang menarik dari Kuuk Thaayorre adalah– mereka tidak menggunakan kata seperti “kiri” dan “kanan”, mereka menggunakan arah mata angin untuk semua petunjuk arah: utara, selatan, timur, barat. Saat saya bilang semua, benar-benar di semua hal. Bisa saja ada kalimat, Oh, ada semut di arah barat daya kakimu.” Atau, “Geser cangkirmu ke arah utara timur laut sedikit.” Bahkan dalam bahasa Kuuk Thaayore, untuk menyapa kita berkata, “Kamu mau ke arah mana?” Dan balasannya adalah, “Utara timur laut nun jauh di sana. Kalau kamu?” 

Jadi, bayangkan kalian sedang berjalan-jalan, dan siapapun yang kalian sapa, harus diberitahu arah perjalanan kalian. 

Tetapi, hal ini akan membuat Anda cepat mengetahui arah, kan? Karena kalian tidak mungkin bisa bertegur sapa, jika tidak tahu arah yang kalian tuju. Bahkan, orang yang berbahasa seperti itu mengetahui arah dengan baik Mereka tahu arah lebih baik daripada kebanyakan manusia. Kita dulu menganggap manusia lebih buruk dari makhluk lain– karena beberapa alasan biologis: “Oh, kita tidak punya magnet di paruh atau sisik kita.” Tidak; jika bahasa dan budaya membiasakan untuk melakukannya, sebetulnya, Anda bisa. Nyatanya ada juga manusia yang tahu arah dengan baik. 

Agar kita punya gambaran yang sama — tentang betapa berbedanya kemampuan mengenal arah ini, Saya ingin Anda semua menutup mata sebentar — lalu tunjuk arah tenggara. 

Tetap tutup mata. Tunjuklah. Oke, Anda bisa buka mata sekarang. Saya lihat kalian menunjuk ke sana, ke sana, ke sana, ke sana… Saya sendiri juga tidak tahu — 

Bisa dikatakan kita punya akurasi rendah dalam mengenali arah. Ini contoh perbedaan besar kemampuan kognitif antarbahasa, kan? Ada satu kelompok — yang sangat terhormat seperti Anda semua — tidak tahu arah dengan pasti, sedangkan di tempat lain, saya bertanya ke anak 5 tahun dan dia tahu. 

Terdapat pula perbedaan besar mengenai persepsi akan waktu. Di sini saya punya foto kakek saya dengan umur yang berbeda-beda. Jika saya minta penutur Bahasa Inggris untuk merunut waktu, susunannya akan seperti ini, dari kiri ke kanan. Ini terkait dengan arah penulisan. Jika kalian penutur bahasa Ibrani atau Arab, mungkin susunannya akan berlawanan arah, dari kanan ke kiri. 

Tetapi bagaimana Kuuk Thaayorre, suku Aborigin tadi, mengurutkannya? Mereka tidak menggunakan arah “kiri” dan “kanan”. Saya beri Anda petunjuk. Jika kita menghadapkan orang ke arah selatan, mereka akan menyusun waktu dari kiri ke kanan. Jika kita menghadapkan mereka ke arah utara, mereka akan merunut waktu dari kanan ke kiri. Jika mereka kita hadapkan ke timur, jalannya waktu akan mendekati tubuh. Apa polanya? Timur ke Barat, kan? Bagi mereka, waktu tidak terpatok pada posisi tubuh, waktu terpatok pada lanskap. Sedangkan bagi saya, saat tubuh ke sini, arah waktu ke sini, jika saya menghadap ke sini, maka waktu ke arah sini. Saya menghadap ke sini, waktu ke arah sini, sangat egosentris karena arah waktu selalu berubah mengikuti saya– setiap kali saya berpaling arah. Sedangkan bagi Kuuk Thaayorre, waktu terpatok pada lanskap. Persepsi yang sangat berbeda pada waktu. 

Ada satu lagi trik cerdas manusia. Misalkan saya bertanya ada berapa pinguin. Saya tahu dengan pasti cara Anda menjawabnya. Anda menghitungnya, “Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan.” Anda menomori mereka satu per satu dan nomor terakhir yang diucapkan adalah jumlah pinguinnya. Ini adalah trik kecil yang diajarkan sedari kita kecil. Kita belajar urutan nomor dan mengaplikasikannya. Sebuah trik linguistik kecil. Namun, beberapa bahasa tidak begini, karena beberapa bahasa tidak punya kata untuk angka. Bahasa tersebut tidak punya kata seperti “tujuh”… atau kata seperti “delapan.” Bahkan, para penutur bahasa itu tidak berhitung, dan mereka kesulitan menentukan jumlah dengan tepat. Jadi, contohnya, jika saya meminta mereka untuk mencocokkan jumlah pinguin ini dengan bebek berjumlah sama, Anda mungkin bisa menghitungnya. Tetapi, mereka yang tak punya trik linguistik itu tidak bisa. 

Bahasa juga berbeda dalam hal memilah spektrum warna — pada dunia visual. Beberapa bahasa punya banyak kata untuk warna, beberapa hanya punya sedikit, “muda” dan “tua”. Tiap bahasa berbeda dalam hal penempatan batasan antarwarna. Contohnya, dalam bahasa Inggris, ada kata untuk biru yang mencakup semua warna yang Anda lihat di layar, tetapi dalam bahasa Rusia tidak ada kata biru. Alih-alih, penutur Rusia harus membedakan antara biru muda, “goluboy,” dengan biru tua, “siniy.” Jadi orang Rusia mendapat latihan seumur hidup, melalui bahasanya, untuk membedakan kedua warna ini. Saat kami menguji kemampuan orang untuk secara perseptual membedakan warna ini, kami temukan bahwa penutur bahasa Rusia lebih cekatan dalam batasan linguistik ini. Mereka lebih cekatan saat membedakan antara biru muda dan tua. Dan jika Anda mengamati otak manusia di saat mereka melihat warna — misalnya warna biru yang perlahan berubah dari biru muda ke tua — otak manusia yang menggunakan kata berbeda untuk biru muda dan tua akan menampakkan reaksi terkejut saat warna berubah dari muda ke tua, seakan, “Oh, ada sesuatu yang kategorinya berubah,” sedangkan otak para penutur bahasa Inggris, misalnya, yang tak melakukan pengelompokan serupa, tidak menunjukkan reaksi terkejut, karena tak ada perubahan kategori. 

Bahasa punya segala macam ciri struktur yang khas. Yang ini salah satu favorit saya Banyak bahasa memiliki tata bahasa bergender; setiap kata benda diberikan gender, seringnya maskulin atau feminin. Dan gender tersebut berbeda antarbahasa. Contohnya, matahari itu feminin di bahasa Jerman, tetapi maskulin di bahasa Spanyol, dan bulan, sebaliknya. Mungkinkah ini ada hubungannya dengan cara orang berpikir? Apakah penutur bahasa Jerman berpendapat matahari sebagai hal yang feminin, dan bulan lebih maskulin? Sebetulnya, memang demikian adanya. Kalau kita meminta penutur bahasa Jerman dan Spanyol mendeskripsikan jembatan, seperti yang ada di gambar ini– kebetulan kata “jembatan” termasuk feminin dalam bahasa Jerman, secara gramatikal maskulin dalam bahasa Spanyol– Penutur bahasa Jerman mungkin menggunakan kata “cantik”, “elegan” untuk jembatan, atau kata lain yang dianggap feminin. Sedangkan penutur bahasa Spanyol akan berpendapat bahwa “kokoh” atau “panjang”, yang merupakan kata bersifat maskulin. 

Bahasa juga berbeda saat digunakan untuk mendeskripsikan peristiwa, kan? Misalnya peristiwa kecelakaan seperti ini. Di bahasa Inggris, akan dikatakan, “Dia memecahkan vasnya.” Dalam bahasa seperti Spanyol, kalian mungkin akan berkata, “Vasnya pecah,” atau, “Vasnya pecah sendiri.” Jika tak disengaja, kita takkan bilang seseorang melakukannya. Dalam bahasa Inggris, anehnya, kita bisa berkata seperti, “Aku mematahkan lenganku.” Nah, di banyak bahasa lain, Anda tidak bisa memakai susunan itu kecuali jiwa Anda terganggu … lalu Anda mencoba mematahkan tangan Anda– dan Anda berhasil. Jika hal itu tak disengaja, susunan kalimatnya akan berbeda. 

Perbedaan ini ada dampaknya. Penutur bahasa yang berbeda akan memperhatikan hal yang berbeda, tergantung dari ketentuan dalam bahasa masing-masing. Jadi saat kami menunjukkan kecelakaan yang sama kepada penutur bahasa Inggris dan Spanyol, penutur bahasa Inggris akan mengingat siapa pelakunya, karena bahasa Inggris menuntut susunan, “Dia memecahkan vas itu.” Sedangkan penutur bahasa Spanyol cenderung tidak mengingat pelakunya jika itu tidak disengaja, dan mereka cenderung lebih ingat bahwa itu adalah suatu kecelakaan. Mereka akan lebih mengingat unsur niatnya. Jadi, dua orang melihat kejadian yang sama, menyaksikan kejahatan yang sama, tetapi mengingat hal yang berbeda dari kejadian tersebut. Hal tersebut berhubungan dengan kesaksian saksi mata. Ini juga terkait dengan tuduhan dan hukuman. Jadi misalnya ada penutur bahasa Inggris dan saya menunjukkan seseorang memecahkan vas, lalu saya bilang, “Dia memecahkan vasnya,” bukannya, “Vasnya pecah,” walaupun sudah menyaksikannya sendiri, menonton rekamannya, Anda bisa melihat kronologis pecahnya vas, Anda akan menghukum orang lebih berat dan lebih menyalahkannya jika saya berkata, “Dia memecahkan vas,” dibandingkan, “Vasnya pecah.” Bahasa menuntun logika kita mengenai suatu kejadian. 

Nah, saya sudah memberikan beberapa contoh bagaimana bahasa dapat sangat membentuk cara kita berpikir, dan itu terjadi dengan berbagai cara. Jadi bahasa bisa memiliki dampak besar, misalnya pada persepsi ruang dan waktu, sehingga cara orang dalam memetakan ruang dan waktu bisa sangat berbeda. Bahasa juga memiliki dampak yang mendalam– seperti pada contoh mengenai angka. Jika bahasa memiliki kata untuk berhitung, memiliki kata untuk angka, akan membuka seluruh dunia matematika. Tanpa kemampuan berhitung, mustahil menguasai aljabar, serta tidak bisa melakukan apapun yang dibutuhkan untuk membangun ruangan seperti ini atau mempersiapkan tayangan ini, kan? Trik kecil mengenai angka ini menjadi batu loncatan menuju seluruh ranah kognitif. 

Bahasa juga memiliki dampak yang sangat awal, seperti pada contoh tentang warna. Ini adalah langkah persepsi yang sederhana dan mendasar. Kita melakukannya ribuan kali setiap saat, tetapi bahasa berperan di dalamnya dan mempengaruhi keputusan perseptual yang kelihatannya sepele itu. Bahasa dapat memberi dampak yang luas. Persoalan gender dalam tata bahasa mungkin agak sedikit konyol, tetapi gender tersebut melekat pada semua kata benda. Itu artinya, bahasa dapat membentuk cara berpikir kita mengenai apapun yang tergolong kata benda. Dan itu mencakup banyak hal. 

Akhirnya, saya tadi mencontohkan bagaimana bahasa membentuk hal-hal yang bernilai personal bagi kita– misalnya tuduhan, hukuman, atau ingatan saksi mata. Hal ini penting dalam kehidupan sehari-hari. Indahnya keberagaman linguistik adalah, betapa ia menunjukkan keulungan dan kelenturan pikiran manusia. Pikiran manusia menghasilkan bukan hanya satu bidang kognitif, melainkan 7.000– ada 7.000 bahasa yang digunakan di seluruh dunia. Dan kita bisa membuat lebih banyak lagi –bahasa merupakan sesuatu yang hidup, yang dapat kita asah dan ubah untuk memenuhi kebutuhan kita. Hal yang memprihatinkan adalah, kita semakin kehilangan keberagaman bahasa sepanjang waktu. Satu bahasa menghilang setiap minggunya, dan diperkirakan, separuh dari bahasa dunia akan hilang dalam seratus tahun ke depan. Berita yang lebih buruknya adalah, semua yang kita ketahui tentang pikiran dan otak manusia saat ini bersumber dari penelitian oleh mahasiswa penutur Bahasa Inggris Amerika di universitas. Mereka tidak dapat mewakili seluruh umat manusia, kan? Jadi, pengetahuan kita mengenai pikiran manusia sebenarnya sangat sempit dan bias, dan ilmu pengetahuan kita harus berusaha agar lebih baik. 

Saya ingin menutup dengan gagasan terakhir ini. Kita tahu penutur bahasa yang berbeda berpikir secara berbeda pula, tetapi intinya bukan tentang bagaimana orang di belahan dunia lain berpikir. Ini mengenai cara Anda berpikir. Tentang bagaimana bahasa yang Anda gunakan membentuk cara Anda berpikir. Hal tersebut memberi Anda kesempatan untuk bertanya, “Mengapa saya berpikir seperti ini?” “Bisakah berpikir dengan cara lain?” Dan juga, “Pemikiran apa yang ingin saya buat?” 

Terima kasih banyak. 

Source: TED Women

Memilih Spesialisasi Penerjemahan Anda

Belajar dari pengalaman seorang Corinne McKay untuk memilih spesialisasi dalam bidang penerjemahan.

Sekitar 11 tahun yang lalu, saya (Corinne) menjalani wawancara informasional pertama saya dengan sebuah perusahaan penerjemahan. Pertanyaan pertama “Anda menggunakan bahasa apa saja?” yang diajukan manajer operasional adalah salah satu yang sudah saya duga. Adapun pertanyaan kedua, “Dan apa spesialisasi Anda?” Membuat saya benar-benar lengah. Spesialisasi?? Maksudmu tidak cukup bahwa saya mampu berbicara bahasa lain? Nah, ternyata, kemampuan bahasa saja tidak cukup untuk membuat karier yang sukses sebagai penerjemah, jadi hal-hal berikut adalah beberapa pemikiran untuk mengidentifikasi dan mengejar spesialisasi terjemahan.

Pertama, berikut tip dari penerjemah veteran Jill SommerPilih area yang Anda sukai untuk enjoy dalammelakukan penelitian. Anda akan banyak membaca dalam bidang spesialisasi Anda, jadi pastikan Anda merasa tertarik. Anda juga ingin memastikan bahwa spesialisasi target Anda menghasilkan pekerjaan yang dapat membayar cukup Anda untuk memiliki bisnis yang layak. Banyak orang mulai fokus pada minat pekerjaan mereka: menenun, membuat biola dan sejenisnya. Tidak diragukan lagi ada pekerjaan di area spesial itu, tetapi mungkin itu tidak cukup, atau tidak cukup menghasilkan, untuk membuat Anda sibuk sepanjang waktu. Jika Anda ingin bekerja dengan klien secara langsung, ada pekerjaan di hampir semua spesialisasi yang dapat Anda bayangkan. Jika Anda ingin bekerja dengan agensi, Anda benar-benar harus menargetkan salah satu bidang inti mereka, misalnya keuangan, medis, hukum, farmasi, IT, paten, dll. Hal ini juga bermanfaat untuk mengidentifikasi beberapa hal yang tidak menjadi spesialisasi Anda : area di mana Anda pasti tidak ingin melakukan penerjemahan tersebut.

Tampak bagi saya, bahwa beberapa spesialisasi semakin didominasi oleh orang-orang dengan pengalaman kerja yang signifikan pada area tersebut. Sebagai contoh di AS, saya bertemu semakin banyak pengacara yang membenci praktik hukum atau tidak dapat menemukan pekerjaan yang memuaskan dan dengan demikian beralih ke penerjemahan sebagai alternatif. Untuk teks medis yang padat, Anda benar-benar membutuhkan latar belakang medis yang kuat untuk menghasilkan terjemahan yang baik. Tetapi banyak penerjemah otodidak dalam bidang spesialisasi mereka: mereka memilih bidang yang terlihat menarik, mulai dengan pekerjaan yang tidak terlalu teknis, dan belajar seiring berjalannya waktu.

Dalam arti tertentu, Anda juga ingin mengikuti mana yang menghasilkan uang. Saya memberi tahu semua siswa penerjemahan saya bahwa di suatu tempat, ada persimpangan antara apa yang ingin Anda terjemahkan dan untuk apa klien akan membayar banyak uang. Jika hasrat Anda adalah seni, mungkin ada ceruk bergaji baik dalam penerjemahan untuk museum seni yang menyewakan dan meminjamkan karya seni secara internasional. Jika gairah Anda menganyam/menenun, mungkin Anda bisa bekerja untuk perusahaan tekstil yang ingin menjual produk mereka di luar negeri. Di satu sisi, adalah hal yang cerdik untuk fokus pada industri (hukum, farmasi) di mana klien harus menerjemahkan untuk melakukan bisnis. Namun dalam pengertian lain, cerdik untuk berfokus pada suatu industri (komunikasi perusahaan, keramahtamahan) di mana klien berharap terjemahan yang benar-benar bagus akan membawa mereka bagi mereka lebih banyak bisnis.

Terakhir, jika Anda tertarik untuk bekerja dengan klien secara langsung, jangan takut dengan ceruk pasar. Sebagaimana yang akan disampaikan oleh penerjemah kimia Prancis ke Inggris Karen Tkaczyk, yang Anda butuhkan adalah pekerjaan yang cukup untuk satu orang! Saya telah bertemu dengan para penerjemah sukses yang berspesialisasi dalam kuda, filateli, perikanan, dan daur ulang. Dan jika Anda ingin memperluas pengetahuan Anda dalam spesialisasi Anda, penyedia MOOC seperti Coursera adalah tempat yang baik untuk memulai. Anda dapat membaca tentang pengalaman saya di kelas epidemiologi Coursera di sini .

Salam Excellent!

Source: Corinne McKay |Thoughtsontranslation

Penerjemahan Saintifik: Penting untuk Ilmuan dan Peneliti

Di dunia saat ini, para ilmuwan tersebar di berbagai negara dan kebangsaan. Mereka bekerja di universitas, di kantor pemerintah, atau dalam bisnis. Mereka tidak lagi hanya ditemukan di negara-negara tertentu. Ketika suatu penemuan ilmiah penting didapatkan, para ilmuwan ingin menyebarkan pengetahuannya seluas mungkin, dan ke dalam banyak bahasa karena kemudahan akses pada layanan penerjemahan yang tersedia. Selain itu, ada sebagian orang yang ingin tahu tentang penemuan ilmiah secara aktif.

Penemuan ilmiah terbaru membutuhkan penerjemahan

Beberapa penemuan ilmiah terbaru telah dihasilkan tentang bagaimana Bumi memanas dan bagaimana ini akan berdampak pada orang-orang di seluruh dunia. The European Climate Summit / KTT Iklim Eropa yang berlangsung pada bulan April lalu di Lisbon, Portugal adalah momen untuk bertukar gagasan ilmiah tentang cara mengatasi perubahan iklim. Dalam kondisi seperti ini, layanan penerjemahan profesional akan diperlukan untuk penerjemahan dokumen ilmiah sehingga semua peserta dapat berbagi perkembangan penting yang sedang terjadi untuk mengatasi potensi bencana buatan manusia. Perubahan iklim ini telah menunjukkan pengaruhnya, antara lain gletser yang mencair, kekeringan yang lebih buruk daripada yang pernah diketahui dalam sejarah manusia, dan kenaikan suhu hingga titik atas yang belum pernah dicatat sebelumnya di planet ini.

Teknik-teknik penerjemahan dokumen ilmiah

Setiap teks ilmiah membutuhkan pengetahuan menyeluruh baik tentang sumber dan bahasa yang ditargetkan. Teks semcam ini membutuhkan pengetahuan mendalam tentang sumber dan bahasa yang ditargetkan serta pemahaman yang jelas tentang materi pelajaran. Layanan penerjemahan ilmiah profesional adalah satu-satunya yang dapat menawarkan terjemahan dokumen ilmiah sehingga kalangan ilmiah akan mengerti. Penerjemah ilmiah biasanya ahli bahasa terlatih yang berspesialisasi dalam bidang ilmiah, seperti kimia, biologi atau kedokteran. Seringkali mereka juga adalah ilmuwan yang memenuhi syarat yang telah mengumpulkan sejumlah besar pengetahuan linguistik. Ada beberapa teknik yang perlu digunakan oleh para penerjemah ilmiah sehingga mereka memiliki jaminan bahwa penerjemahan mereka akan dipahami.

Teknik yang baik untuk penerjemahan dokumen ilmiah

  • Menjadikan terjemahan jelas dan singkat adalah sangat penting dalam bidang ilmiah dan ini berlaku untuk penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah untuk layanan terjemahan penelitian klinis dan layanan penerjemahan penelitian medis. Penerjemahan diharapkan dapat menyampaikan makna yang persis sama dengan dokumen sumber pada dokumen terjemahan. Tantangan paling sulit terkait penerjemahan ilmiah apa pun adalah menemukan kata-kata yang tepat, dan ini adalah keterampilan yang yang diperlukan oleh penerjemah ilmiah dari waktu ke waktu. Pada teks sastra, ambiguitas dapat ditoleransi, tetapi dalam teks ilmiah, tentu tidak bisa.
  • Karena sintaksis dan karakteristik leksikal suatu bahasa seringkali tidak sama, hal tersebut menimbulkan beberapa kesulitan bagi para penerjemah ilmiah yang berspesialisasi dalam penerjemahan dokumen ilmiah. Misalnya, dalam bahasa seperti Jerman dan Rusia, dimungkinkan untuk merangkai rantai yang sangat panjang dari klausa dependen dan independen dengan banyak referensi serta anteseden, dan artinya masih muncul dengan jelas. Hal ini tidak dapat dilakukan dalam Bahasa Inggris, sehingga penerjemah ilmiah harus berpikir dengan hati-hati tentang makna dan struktur dalam terjemahan antara katakanlah Inggris dan Rusia dan Jerman. Teknik yang paling efektif adalah dengan parafrase.
  • Penerjemahan ilmiah membutuhkan penerjemah yang selalu memperbarui informasi dengan terminologi ilmiah dan ini biasanya melalui membaca temuan dan jurnal ilmiah.
  • Menekankan simbol dan angka ketika menyediakan layanan penerjemahan untuk industri medis diperlukan karena banyak dokumen ilmiah melibatkan formula, angka, simbol, dan diagram. Hal ini tidak dapat diabaikan atau disalahpahami dalam penerjemahan ilmiah, apakah dokumen tersebut didasarkan pada penelitian klinis atau penelitian medis.
  • Terkadang, penerjemah ilmiah yang bertanggung jawab atas penerjemahan dokumen ilmiah harus menyesuaikan gaya penulisan untuk memenuhi persyaratan klien. Dalam sains, ada banyak jenis dokumen ilmiah dengan aplikasi berbeda. Jika Anda bekerja sebagai penerjemah ilmiah untuk layanan terjemahan akademik, penting untuk menggunakan frasa dan kata-kata kompleks yang tidak begitu umum digunakan. Namun, jika seorang penerjemah menerjemahkan untuk layanan terjemahan ilmiah profesional yang fokus pada menerjemahkan instruksi obat atau manual untuk menggunakan perangkat medis terjemahan harus dalam bahasa yang kurang formal. Jenis-jenis dokumen ini dapat dibaca oleh orang-orang biasa sehingga mereka harus lebih sederhana dan lebih mudah diakses.

Ringkasnya, penerjemahan ilmiah selalu menjadi tantangan. Penerjemah ilmiah tidak sekadar harus tetap up to date dengan bahasa ilmiah dan terminologi, ia juga harus menekankan kejelasan dan keringkasan serta menyesuaikan bahasa dalam penerjemahan agar sesuai dengan audiens yang ditargetkan. Penerjemahan ilmiah terbaik untuk dokumen ilmiah dilakukan oleh penerjemah manusia dan bukan penerjemahan ilmiah yang dilakukan oleh penerjemahan online otomatis.

Salam Excellent!

Source: Aussietranslation

Olympic Games Tokyo 2020 dan Perkembangan Seni Penerjemahan

Jepang terkenal karena pengembangan teknologi tinggi yang akan hadir di Olympic Games Tokyo 2020 yang akan datang. Jenis teknologi yang nampak di antaranya adalah ketersediaan alat penerjemahan multibahasa. Hal ini memungkinkan bagi setiap penutur bahasa untuk memahami apa yang terjadi dalam acara internasional bergengsi ini. Selain itu, terdapat ekspektasi kehadiran taksi tanpa supir dan robot-robot pembantu. Olympic Games 2020 menawarkan kesempatan bagi Jepang untuk membuatnya menjadi sorotan dunia.

5 olahraga baru yang akan diluncurkan

Panitia penyelenggara OG Tokyo 2020 bermaksud untuk menambahkan olahraga yang ramah bagi remaja seperti [1] panjat tebing, [2] olahraga selancar ber-oktan tinggi, dan [4] skateboard, serta olahraga yang menjadi favorit sepanjang waktu seperti [5] karate dan softball / baseball.

Permainan dengan fokus atlet

Direktur OG Tokyo 2020 sekaligus mantan Olympian, Murofushi, mengetahui bahwa para atlet sangat fokus pada Olympic Games. Tekadnya adalah untuk memberikan kepada para atlet apa yang dia harapkan sebagai warisan sejarah yang tidak mudah dilupakan.

Menjanjikan solusi ramah lingkungan

OG Tokyo 2020 telah berjanji bahwa akan menekankan faktor lingkungan yang menjadi perhatian internasional. Hal ini didasarkan pada 3 prinsip yaitu penggunaan ulang (reuse), daur ulang (reuse), dan pengurangan (reduce).

Pemerintah kota Tokyo akan bergantung pada perusahaan swasta untuk membangun desa/kampung atlet yang dapat dikosongkan menjadi distrik ramah lingkungan yang akan didukung oleh sistem hidrogen generasi masa depan.

Tokyo pernah menjadi tuan rumah Olympic pada tahun 1964 yang membuka Jepang modern bagi dunia. Mereka memancarkan satelit dunia pertama untuk liputan televisi dan kereta peluru shinkansen. Cita-cita pada 2020 diharapkan dapat melampaui teknologi dan mengubah masyarakat Jepang selamanya. Event ini diharapkan untuk berfokus membantu menyatukan masyarakat tanpa memandang etnis, kemampuan fisik, dan agama mereka. Harapannya adalah untuk meningkatkan infrastruktur dan kondisi untuk menjadikannya tempat yang lebih baik bagi semua orang.

Maskot Olympic Games

Anak-anak sekolah di Jepang telah memilih desain maskot favorit mereka untuk Olmypic dan Paralympic Games 2020. Keputusan akhirnya, lebih disukai dua makhluk yang tampak futuristik dan terlihat seperti superhero. Maskot Olympic adalah karakter bercetak putih dan biru bernama Miraitowa yang diprakarsai menggunakan kombinasi dua kata Jepang yaitu ‘mirai’ , yang bila diterjemahkan berarti masa depan, sedangkan ‘towa’ berarti keabadian. Maskot Paralympic direpresentasikan dalam warna putih dan merah muda dan merupakan superhero yang dinamai Someity yang berasal dari Cherry Blossom Someiyoshino.

Olahraga di Jepang hari ini

Olahraga Jepang menekankan tradisi seni bela diri, khususnya gulat Sumo, yang merupakan olahraga nasional negara itu. Jenis seni bela diri lain seperti judo, karate, dan kendo versi yang lebih modern juga populer. Dalam beberapa tahun terakhir sepak bola dan baseball juga semakin populer.

Teknologi penerjemahan mutakhir

Jepang sangat ingin membuat komunikasi semudah mungkin antara atlet, ofisial, sukarelawan, dan 920.000 pengunjung luar negeri yang diharapkan memasuki Tokyo setiap hari selama acara olahraga berlangsung selama 16 hari. Nama besar perusahaan elektronik Jepang, Panasonic, tampaknya memimpin dengan penemuan penerjemahan portabel Fukidashi-nya. Alat ini seukuran iPad tetapi berbentuk seperti gelembung bicara yang terlihat dalam kartun.

Alat ini memiliki layar di setiap sisi perangkat dengan dudukan kecil yang bisa dilepas. Dua orang dapat berkomunikasi dalam bahasa mereka sendiri, misalnya Inggris dan Jepang. Di salah satu layar perangkat menampilkan terjemahan Bahasa Jepang dari kata-kata yang digunakan oleh penutur Bahasa Inggris dan di layar lain menunjukkan terjemahan Bahasa Inggris dari apa yang telah dikatakan penutur Bahasa Jepang. Saat ini, Fukidashi hanya dapat menerjemahkan empat bahasa yaitu Jepang, Inggris, Korea dan Cina. Perangkat ini dirancang untuk memudahkan komunikasi.

Loudspeaker multibahasa

Sementara Fukidashi dirancang untuk komunikasi tatap muka, Panasonic juga memiliki gadget yang menyampaikan informasi kepada kerumunan orang di tempat-tempat seperti bandara, stasiun kereta api, dan hotspot wisata. Megahonyaku, demikian sebutannya, adalah pengeras suara multibahasa yang dapat menerjemahkan Bahasa Korea ke Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang ke Bahasa Inggris. Alat ini digunakan dengan berbicara Bahasa Jepang secara langsung ke mikrofon. Alat ini memiliki inbuilt komputer yang diterjemahkan ke bahasa manapun dari 3 bahasa yang tersedia untuk dipilih.

Selain itu, Institut Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi menemukan VoiceTra, yang merupakan aplikasi bermanfaat yang disebut-sebut yang menyediakan penerjemahan teks secara langsung (real-time) ke dalam 27 bahasa. Diharapkan pada 2020, VoiceTra akan menawarkan tambahan 10 bahasa dalam terjemahan suara.

Pada tahun 2014, penyedia ponsel utama di Jepang, NTT Docomo meluncurkan aplikasi bernama Jspeak, yang menerjemahkan percakapan telepon secara langsung (real-time). Penerjemahan ini mencakup lebih dari 700 frase yang dapat digunakan oleh wisatawan, baik frasa-frasa yang berhubungan dengan rumah sakit, hotel, restoran maupun transportasi.

Rambu-rambu di Jepang yang dapat dipindai

Pengunjung yang datang ke Jepang untuk pertama kalinya sering kali kewalahan dan bahkan kehilangan arah karena sebagian besar pertanda dalam Bahasa Jepang. Fenomena ini menarik Pijin, suatu kolektif teknologi dalam mengembangkan gagasan untuk menggunakan kode QR sebagai bantuan penerjemahan. ditempatkan di sebelah poster, papan informasi publik tertulis dan rambu-rambu dalam Bahasa Jepang yang ditemukan di tempat-tempat wisata seperti museum dan bandara. Dimungkinkan untuk memindai kode QR menggunakan ponsel yang memungkinkan Anda memilih bahasa yang Anda inginkan.

Dengan lebih dari 40.000 pengunjung yang diharapkan hadir di perhelatan Olympic, inovasi Jepang diharapkan mampu menunjukkan bagaimana negara menghargai pengunjungnya.

Source: Aussietranslation