4 Cara dan 5 Tips Meningkatkan Kemampuan Penerjemahan

 

Mayoritas penerjemah ingin menjadi yang terbaik sehingga mereka akan dicari oleh klien dan memiliki fleksibilitas pada biaya yang dikenakan. Hal ini tidak dapat terjadi kecuali bagi mereka yang memiliki keterampilan penerjemahan yang baik dan menyukai apa pun, berlatih untuk menjadi lebih sempurna. Ada beberapa cara penerjemah dapat meningkatkan keterampilan penerjemahan seperti yang ditunjukkan pada poin-poin di bawah ini.

  1. Mengelola blog adalah cara yang baik untuk mengintegrasikan diri Anda ke dalam komunitas penerjemahan yang lebih luas karena Anda dapat menggunakannya sebagai cara berbagi informasi, mendapatkan umpan balik tentang keterampilan dan masalah terjemahan dari klien dan kolega, berbagi testimoni klien, dan pada dasarnya menunjukkan keberhasilan penerjemahan Anda. Hal ini juga menmberi pedoman bagi yang lain bagaimana cara menjadi penerjemah yang baik.
  2. Tetap up to date dengan keterampilan menulis seperti masalah ejaan, tata bahasa, dan tanda baca, serta ingatkan diri Anda tentang panduan gaya penerjemahan.
  3. Bacakan dengan lantang penerjemahan akhir Anda, karena hal ini adalah cara yang bagus untuk mengetahui cara meningkatkan keterampilan terjemahan Anda. Selalu menyenangkan untuk memiliki penerjemah lain membaca dan memeriksa terjemahan Anda, tetapi karena hal ini tidak selalu memungkinkan, Anda akan mendapati betapa mengejutkan besarnya manfaat untuk membacakan terjemahan akhir Anda dengan keras. Hal ini dengan cepat menampakkan kosakata yang salah serta frasa dan kalimat yang ditulis secara canggung, dan memberi Anda kesempatan untuk menulis ulang sehingga cocok untuk klien Anda.
  4. Baca terjemahan penerjemah lain.

Cara-cara ini adalah cara yang bagus untuk meningkatkan keterampilan penerjemahan dan lebih efektif dalam menyampaikan sesuatu dengan bahasa target Anda tanpa mengurangi artinya. Terjemahan jarang merupakan karya kreatif Anda sendiri karena penting untuk tetap berpegang pada makna teks sumber untuk menyelesaikan terjemahan yang efektif.

 

Ada beberapa pertanyaan tertentu yang harus Anda tanyakan pada diri sendiri ketika melakukan terjemahan seperti:

Gaya terjemahan seperti apa yang Anda suka dan Anda tidak suka?

Apakah Anda pikir Anda telah memenuhi persyaratan klien dengan menyampaikan pesan yang benar?

Apakah terjemahan Anda dalam bahasa target terbaca dengan baik?

 

Beberapa Tips untuk Meningkatkan Keterampilan Penerjemahan Anda:

Penerjemahan terus-menerus menyesuaikan diri dan berkembang untuk memenuhi tuntutan dunia global. Semua penerjemah perlu memantau tren sehingga mereka bisa mendapatkan yang terbaik dari keterampilan mereka serta mendapatkan kepuasan kerja, serta klien yang bahagia.

 

Tips 1.

Ikuti perkembangan bacaan Anda

Selalu ada ruang untuk peningkatan dalam bahasa kedua dan cara terbaik untuk melakukan ini adalah membaca! Baca! Baca, dan baca! Setiap kali Anda mengambil buku atau membaca makalah online dalam bahasa kedua, Anda akan belajar sesuatu yang baru. Baca juga makalah khususnya yang menggunakan bahasa slang, jargon, dan bahasa khusus budaya karena inilah yang dipahami pembaca mereka.

 

Tips 2.

Lanjutkan dialog

Ikuti terus percakapan dengan penutur bahasa target. Mereka dari waktu ke waktu akan menggunakan bahasa sehari-hari yang belum pernah Anda dengar sebelumnya tetapi mungkin berguna untuk diketahui.

 

Tips 3.

Menjadi spesialis

Selalu baik untuk menemukan area spesialis untuk fokus, seperti pada teks hukum, medis, bisnis atau pemasaran. Layanan penerjemahan seringkali mencari penerjemah yang memiliki spesialisasi dalam bidang tertentu. Anda bahkan dapat melakukan kursus singkat, katakanlah misalnya dalam terjemahan bisnis. Bidang ini selalu diminati.

 

Tips 4.

Jangan pernah menempatkan bahasa Anda di depan bahasa target Anda

Ada kecenderungan untuk fokus menerjemahkan dari bahasa ibu Anda ke bahasa target, dan bukan sebaliknya. Anda harus berlatih menerjemahkan dari bahasa target ke bahasa Anda. Hal ini membantu membangun pengetahuan Anda tentang bahasa target. Penyedia layanan bahasa menggunakan penerjemah yang memiliki keterampilan terjemahan 2 arah.

 

Tips 5.

Jangan abaikan terjemahan berbantu komputer (alat CAT)

Anda mungkin berpikir penerjemah manusia adalah yang terbaik tetapi alat CAT sebenarnya sangat berguna. Mereka dapat membantu Anda mempercepat terjemahan. Anda dapat meningkatkan kualitasnya. Mereka dapat memilih repetitiveness dan memastikan tidak ada yang terlewatkan. Ada sejumlah alat CAT yang tersedia dan biasanya menarik biaya, tetapi meskipun demikian, ini adalah investasi yang bagus.

Pada akhirnya, keterampilan penerjemahan akan dikembangkan dan menjadi kebiasaan jika Anda menerjemahkan sesering mungkin, walaupun berarti melatih menerjemahkan tanpa bayaran. Ketika Anda mengembangkan keterampilan Anda, Anda akan menjadi lebih dicari daripada penerjemah yang tidak berwawasan ke depan dan tidak berkonsentrasi untuk menjadi lebih berpengetahuan tentang bahasa target mereka.

 

Ringkasan

Penerjemahan adalah kunci komunikasi dunia saat ini. Area kunci ini perlu diberi perhatian karena kemungkinan akan tumbuh semakin banyak di masa depan. Penerjemah dibutuhkan dalam segala situasi internasional dan khususnya untuk menyiapkan dokumen untuk dibagikan di antara mereka yang tidak berbicara bahasa sumber.

Salam Excellent!

Adapted from Aussietranslation.

Cara Menghindari Clickbait

“Obat Baru Dapat Menyembuhkan Kanker”

“Aspirin Dapat Mengurangi Risiko Serangan Jantung”

“Makan Sarapan Bisa Membantu Anda Menurunkan Berat Badan”

Tajuk-tajuk berita utama kesehatan seperti contoh di atas membanjiri dunia pemberitaan, namun seringkali saling bertentangan.

Lalu bagaimana Anda bisa mengetahui mana yang merupakan masalah kesehatan yang sesungguhnya atau temuan obat yang benar-benar menjanjikan, dan mana artikel yang tidak begitu konklusif?

Dalam liputan dunia kedokteran, sering ada ketidak-terkaitan antara tajuk berita utama dengan penelitian ilmiah yang diliput.

Hal tersebut karena sebuah judul dirancang untuk menarik perhatian —dan paling efektif ketika tajuk tersebut berisikan klaim besar.

Sebaliknya, banyak penelitian ilmiah menghasilkan hasil yang bermakna ketika penelitian-penelitian tersebut fokus pada pertanyaan yang sempit dan spesifik.

Cara terbaik untuk menjembatani kesenjangan ini adalah dengan melihat laporan penelitian aslinya di balik judul yang diangkat.

Kami menghadirkan skenario penelitian yang disederhanakan untuk masing-masing judul-judul berita utama di atas, untuk menguji keterampilan Anda.

Terus perhatikan penjelasannya mulai kajian yang pertama; kemudian berhentilah sejenak di tajuk utamanya untuk mencari tahu kekurangannya.

Asumsikan semua informasi yang Anda butuhkan untuk mengenali cacatnya judul clickbait sudah termasuk.

Mari kita mulai dengan skenario hipotesis ini:

Sebuah studi menggunakan tikus untuk menguji obat kanker baru.

Studi ini mencakup dua kelompok tikus, satu diobati dengan obat, yang lainnya dengan plasebo.

Di akhir percobaan, tikus yang menerima obat sembuh, sedangkan yang menerima plasebo tidak.

Bisakah Anda menemukan masalahnya dengan judul ini:

“Studi Menunjukkan Obat Baru Dapat Menyembuhkan Kanker”

Mari kita ulas. Masalahnya adalah karena subjek penelitian adalah tikus, karenanya tidak bisa ditarik kesimpulan tentang penyakit manusia berdasarkan penelitian ini.

Dalam kehidupan nyata, penelitian awal tentang obat baru dan terapi memang tidak dilakukan pada manusia.

Jika hasil awal menjanjikan, uji klinis dilakukan untuk menentukan apakah hasil-hasil tersebut bertahan pada manusia.

Dengan ini Anda sudah melakukan pemanasan, mari kita coba contoh yang lebih rumit:

Sebuah studi tentang dampak aspirin pada risiko serangan jantung.

Penelitian secara acak membagi kolam objek uji laki-laki menjadi dua kelompok.

Anggota kelompok pertama minum aspirin setiap hari, sementara yang lain mengambil plasebo harian.

Pada akhir percobaan, kelompok kontrol menderita lebih banyak serangan jantung secara signifikan daripada kelompok yang menggunakan aspirin.

Berdasarkan situasi ini, apa yang salah dengan judul:

“Aspirin Dapat Mengurangi Risiko Serangan Jantung”

Dalam hal ini, penelitian menunjukkan bukti bahwa aspirin mengurangi serangan jantung pada pria, karena semua objek adalah laki-laki.

Namun kesimpulannya; “Aspirin Mengurangi Risiko

Serangan Jantung” terlalu luas.

Kita tidak dapat menganggap bahwa hasil yang ditemukan pada pria juga berlaku untuk wanita.

Studi sering membatasi peserta berdasarkan lokasi geografis, usia, jenis kelamin, atau banyak faktor lainnya.

Sebelum temuan ini dapat digeneralisasi, studi serupa perlu dijalankan pada kelompok lain.

Jika judul memuat klaim umum, maka haruslah mengambil bukti dari beragam badan penelitian, bukan hanya dari satu kajian.

Bisakah Anda menggunakan keterampilan Anda dari kedua pertanyaan awal tadi ke tingkat selanjutnya?

Coba contoh ini; tentang dampak makan sarapan untuk menurunkan berat badan.

Peneliti merekrut sekelompok orang yang selalu melewatkan sarapan dan meminta mereka untuk mulai

makan sarapan setiap hari.

Para peserta termasuk pria dan wanita dari berbagai usia dan latar belakang.

Selama periode satu tahun, peserta turun berat badan rata-rata lima pound.

Jadi apa yang salah dengan tajuk utama:

“Makan Sarapan Bisa Membantu Anda Menurunkan Berat Badan”

Orang-orang yang menjadi objek dalam penelitian mulai makan sarapan dan penurunan berat badan —namun kami tidak tahu bahwa berat badan mereka turun karena mereka mulai makan sarapan.

Mungkin karena berat badan mereka dipantau menginspirasi mereka untuk mengubah kebiasaan makan mereka menjadi berbeda.

Untuk mengesampingkan kemungkinan bahwasannya beberapa faktor lain yang menyebabkan penurunan berat badan, kita perlu membandingkan para objek ini ke grup yang tidak makan sarapan sebelum belajar dan terus melewatkannya selama penelitian.

Sebuah tajuk/judul tentu tidak boleh mengklaim hasil penelitian ini berlaku umum.

Apabila penelitian membuat klaim semacam itu tanpa grup pembanding, maka Anda harus mempertanyakan kredibilitasnya.

Sekarang, setelah Anda menguji keterampilan Anda pada studi hipotesis

dan tajuk-tajuk berita utama tersebut, Anda dapat mengujinya pada berita-berita di dunia nyata.

Bahkan ketika paper hasil penelitian lengkap tidak tersedia secara gratis, Anda seringkali masih dapat menemukan ringkasan dari desain dan hasil eksperimental dalam abstrak yang tersedia secara bebas, atau bahkan di dalam teks dari suatu artikel berita.

Studi individual memiliki hasil yang tidak harus memenuhi sebagai judul yang viral.

Kesimpulan besar untuk masalah kesehatan manusia membutuhkan banyak bukti yang terakumulasi dari waktu ke waktu.

Namun sementara itu, kita bisa tetap bertahan di atas pandangan ilmiah, dengan membaca menembus/di balik tajuk berita utama yang terpampang. Semoga.

“It’s not always easy to be both interesting and accurate, but … its better than being exciting and wrong.” –Maria Konnikova

“Tidak selalu mudah untuk menjadi menarik sekaligus akurat, namun … hal tersebut lebih baik daripada menjadi menarik namun keliru.” –Maria Konnikova

“Vitamin Ini Dapat Mengurangi Risiko Penyakit Jantung”

“Konsumsi Cokelat dapat Mengurangi Stres pada Pelajar”

“Obat Baru ini Perpanjang Usia Pasien Berpenyakit Langka”

Berikut skenario penelitian yang disederhanakan untuk masing-masing judul-judul berita utama di atas, untuk menguji keterampilan Anda.

Terus perhatikan penjelasannya mulai kajian yang pertama; kemudian berhentilah sejenak di tajuk utamanya untuk mencari tahu kekurangannya.

Asumsikan semua informasi yang Anda butuhkan untuk mengenali cacatnya judul clickbait sudah termasuk.

Mari kita mulai dengan skenario hipotesis berikut:

Kita mulai dari pengaruh efek kardiovaskular dari vitamin tertentu, yaitu Healthium.

Sebuah riset menemukan bahwa peserta yang meminum Healthium memiliki kolesterol baik yang lebih tinggi dibandingkan peminum obat plasebo.

Kadar kolesterol baik pada keduanya setara dengan orang yang secara alami memang memiliki kadar kolesterol baik yang tinggi.

Riset sebelumnya menunjukkan bahwa orang dengan kolestrol baik yang tinggi memiliki risiko penyakit jantung lebih rendah.

Lalu, mengapa judul ini jadi menyimpang:

“Healthium Menurunkan Risiko Penyakit Jantung”.

Kesalahan judul ini adalah riset tersebut tidaklah meneliti apakah Healthium dapat mengurangi risiko penyakit jantung.

Riset itu hanya membahas pengaruh Healthium terhadap kadar jenis kolestrol tertentu.

Fakta bahwa orang yang secara alami punya kadar kolesterol baik yang tinggi berisiko rendah terkena serangan jantung, tidak serta merta berlaku pada pasien yang menaikkan kadar kolestrolnya dengan Healthium.

Kini, Anda sudah paham tentang Healthium.

Coba pecahkan misteri menarik berikutnya:

Hubungan antara konsumsi cokelat dengan stres.

Penelitian rekaan ini melibatkan sepuluh siswa. Lima siswa memakan cokelat setiap hari, sedangkan sisanya, tidak. Karena mereka teman sekelas, jadwal kegiatan kedua kelompok itu sama.

Di akhir penelitian, siswa yang mengonsumsi cokelat tidak begitu stress dibandingkan kelompok yang tidak mengonsumsi cokelat.

Lalu, apa yang salah pada judul ini:

“Konsumsi Cokelat Mengurangi Stres pada Pelajar.”

Kesimpulan yang didasarkan pada sampel sejumlah 10 siswa itu terlalu dipaksakan.

Sebab, semakin sedikit jumlah peserta yang terlibat dalam sampel acak, semakin kecil juga kemungkinan sampel dapat mewakili keseluruhan populasi target secara akurat. Contohnya, jika seluruh populasi pelajar terdiri atas pria dan wanita 1:1, kesempatan untuk memperoleh 10 sampel yang 70%-nya terdiri atas pria dan 30%-nya wanita adalah sekitar 12%. Pada sampel 100 orang, kesempatannya akan kurang dari 0,0025%.

Dan pada sampel 1.000 orang, kemungkinannya kurang dari 6 x 10^-36.

Demikian pula, sedikitnya jumlah peserta membuat data individual jadi berpengaruh besar terhadap hasil keseluruhan dan dapat mengubah tren pada hasil penelitian.

Ada juga alasan mengapa para ilmuwan melakukan riset dengan skala kecil.

Dengan jumlah sampel yang kecil, dapat dinilai apakah hasil suatu penelitian layak untuk dikaji lebih mendalam serta lebih luas.

Beberapa riset membutuhkan partisipan bersifat spesifik, yang memang tak bisa didapatkan dalam jumlah besar.

Kuncinya adalah reproduksibilitas.

Jika menarik kesimpulan hanya dari satu penelitian skala kecil, kesimpulan itu bisa jadi meragukan. Namun, jika diambil dari bermacam penelitian dengan hasil serupa, jelas lebih kredibel.

Tersisa satu teka-teki lagi.

Kali ini, skenario pengujian obat baru untuk penyakit langka mematikan. Dengan sampel sebanyak 2.000 pasien, pasien yang mengonsumsi obat tersebut berumur lebih panjang dibandingkan yang hanya meminum obat plasebo.

Kali ini, permasalahannya sedikit berbeda. Apa yang harus diketahui sebelum menentukan kelayakan judul:

“Obat Baru Perpanjang Usia Pasien Berpenyakit Langka”?

Sebelum menjawab, Anda harus tahu berapa lama obat itu dapat memperpanjang usia pasien.

Kadang, sebuah penelitian sudah memilliki hasil yang meski terbukti secara ilmiah tetap saja tidak berdampak secara nyata.

Contohnya, suatu obat kanker pankreas yang diuji coba secara klinis diketahui dapat menambah usia pasien selama sepuluh hari.

Di waktu lain Anda membaca judul artikel kesehatan yang menarik, periksa laporan ilmiah yang dipakai.

Meski laporan penelitian yang lengkap tidaklah gratis, ringkasan rancangan penelitian masih bisa didapatkan, dan hasil penelitian pun tersedia secara gratis dalam bentuk abstrak bahkan juga ditulis pada batang tubuh berita.

Sungguh menarik dapat membaca penelitian ilmiah dalam berita, tetapi penting juga untuk memahami penemuan dalam penelitian itu.

Salam Excellent!

Adapted from TED-Ed Video | Jeff Leek & Lucy McGowan

Bagaimana Bahasa Membentuk Cara Berpikir Kita?


Halo Mitra Excellent!

Terdapat 7.000 bahasa yang digunakan di seluruh dunia – dan bahasa-bahasa tersebut memiliki suara-suara, kosa kata, dan struktur yang berbeda, Namun apakah masing-masing membentuk cara berpikir tertentu?

Berikut di bawah ini adalah ulasan Lera Boroditsky, seorang ilmuan kognitif perihal bagaimana bahasa dapat membentuk cara berpikir kita

Saya akan berbicara menggunakan bahasa. Bahasa adalah salah satu kemampuan ajaib yang dimiliki manusia. Kita dapat saling menyampaikan ide yang sangat rumit. Jadi, yang saya lakukan sekarang adalah membuat suara melalui mulut saya, saat menghela napas. Saya membuat nada, desisan, dan embusan, dan semua itu menghasilkan getaran di udara. Getaran udara itu merambat ke arah Anda, kemudian sampai ke gendang telinga, lalu otak menerima getaran dari gendang telinga itu, dan mengubahnya menjadi sebuah pemikiran.

Semoga itu yang terjadi. Karena kemampuan ini, kita, manusia, dapat meneruskan ide-ide kita menembus luasnya ruang dan waktu. Kita dapat menyampaikan pengetahuan ke dalam pemikiran orang lain. Saya bisa menanamkan ide aneh baru ke kepala Anda saat ini juga. Misalnya saya katakan, “Bayangkan ubur-ubur berdansa di perpustakaan, sambil memikirkan teori mekanika kuantum.” 

Jika hidup Anda berjalan mulus tanpa hambatan yang berarti, mungkin hal itu tak pernah terpikirkan. Tapi, saya dapat membuat Anda memikirkannya melalui bahasa. 

Tentu, bahasa di dunia bukan hanya satu, sekitar 7.000 bahasa digunakan di seluruh dunia. Dan semua bahasa memiliki perbedaan pada bermacam-macam hal. Beberapa bahasa memiliki bunyi yang berbeda, kosakata yang berbeda, juga struktur bahasa yang berbeda, perbedaan struktur ini sungguh penting. 

Maka timbul pertanyaan: Apakah bahasa yang kita pakai membentuk cara berpikir kita? Nah, ini pertanyaan kuno. Sejak dulu, banyak orang telah berspekulasi mengenai hal ini. Charlemagne, seorang Kaisar Romawi, berkata, “Memiliki bahasa kedua sama seperti memiliki jiwa kedua” — ini suatu dukungan kuat bahwa bahasa membentuk realitas. Tetapi di sisi lain, Shakespeare membuat Juliet berkata, “Apalah arti sebuah nama? Mawar dengan nama lain akan tetap sama wanginya.” Nah, mungkin artinya, bahasa tidak membentuk realitas. 

Perdebatan ini telah berlangsung selama ribuan tahun. Tetapi hingga saat ini, belum ada data yang membuktikan salah satunya. Belum lama ini, di lab saya dan lab lain di dunia, mulai dilakukan penelitian dan kini kami punya data ilmiah untuk menjawab perdebatan tersebut. 

Saya akan menceritakan beberapa contoh favorit saya. Saya akan mulai dengan sebuah komunitas Aborigin di Australia yang pernah bekerja sama dengan saya. Mereka adalah suku Kuuk Thaayorre. Mereka tinggal di Pormpuraaw di ujung paling barat Cape York. Yang menarik dari Kuuk Thaayorre adalah– mereka tidak menggunakan kata seperti “kiri” dan “kanan”, mereka menggunakan arah mata angin untuk semua petunjuk arah: utara, selatan, timur, barat. Saat saya bilang semua, benar-benar di semua hal. Bisa saja ada kalimat, Oh, ada semut di arah barat daya kakimu.” Atau, “Geser cangkirmu ke arah utara timur laut sedikit.” Bahkan dalam bahasa Kuuk Thaayore, untuk menyapa kita berkata, “Kamu mau ke arah mana?” Dan balasannya adalah, “Utara timur laut nun jauh di sana. Kalau kamu?” 

Jadi, bayangkan kalian sedang berjalan-jalan, dan siapapun yang kalian sapa, harus diberitahu arah perjalanan kalian. 

Tetapi, hal ini akan membuat Anda cepat mengetahui arah, kan? Karena kalian tidak mungkin bisa bertegur sapa, jika tidak tahu arah yang kalian tuju. Bahkan, orang yang berbahasa seperti itu mengetahui arah dengan baik Mereka tahu arah lebih baik daripada kebanyakan manusia. Kita dulu menganggap manusia lebih buruk dari makhluk lain– karena beberapa alasan biologis: “Oh, kita tidak punya magnet di paruh atau sisik kita.” Tidak; jika bahasa dan budaya membiasakan untuk melakukannya, sebetulnya, Anda bisa. Nyatanya ada juga manusia yang tahu arah dengan baik. 

Agar kita punya gambaran yang sama — tentang betapa berbedanya kemampuan mengenal arah ini, Saya ingin Anda semua menutup mata sebentar — lalu tunjuk arah tenggara. 

Tetap tutup mata. Tunjuklah. Oke, Anda bisa buka mata sekarang. Saya lihat kalian menunjuk ke sana, ke sana, ke sana, ke sana… Saya sendiri juga tidak tahu — 

Bisa dikatakan kita punya akurasi rendah dalam mengenali arah. Ini contoh perbedaan besar kemampuan kognitif antarbahasa, kan? Ada satu kelompok — yang sangat terhormat seperti Anda semua — tidak tahu arah dengan pasti, sedangkan di tempat lain, saya bertanya ke anak 5 tahun dan dia tahu. 

Terdapat pula perbedaan besar mengenai persepsi akan waktu. Di sini saya punya foto kakek saya dengan umur yang berbeda-beda. Jika saya minta penutur Bahasa Inggris untuk merunut waktu, susunannya akan seperti ini, dari kiri ke kanan. Ini terkait dengan arah penulisan. Jika kalian penutur bahasa Ibrani atau Arab, mungkin susunannya akan berlawanan arah, dari kanan ke kiri. 

Tetapi bagaimana Kuuk Thaayorre, suku Aborigin tadi, mengurutkannya? Mereka tidak menggunakan arah “kiri” dan “kanan”. Saya beri Anda petunjuk. Jika kita menghadapkan orang ke arah selatan, mereka akan menyusun waktu dari kiri ke kanan. Jika kita menghadapkan mereka ke arah utara, mereka akan merunut waktu dari kanan ke kiri. Jika mereka kita hadapkan ke timur, jalannya waktu akan mendekati tubuh. Apa polanya? Timur ke Barat, kan? Bagi mereka, waktu tidak terpatok pada posisi tubuh, waktu terpatok pada lanskap. Sedangkan bagi saya, saat tubuh ke sini, arah waktu ke sini, jika saya menghadap ke sini, maka waktu ke arah sini. Saya menghadap ke sini, waktu ke arah sini, sangat egosentris karena arah waktu selalu berubah mengikuti saya– setiap kali saya berpaling arah. Sedangkan bagi Kuuk Thaayorre, waktu terpatok pada lanskap. Persepsi yang sangat berbeda pada waktu. 

Ada satu lagi trik cerdas manusia. Misalkan saya bertanya ada berapa pinguin. Saya tahu dengan pasti cara Anda menjawabnya. Anda menghitungnya, “Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan.” Anda menomori mereka satu per satu dan nomor terakhir yang diucapkan adalah jumlah pinguinnya. Ini adalah trik kecil yang diajarkan sedari kita kecil. Kita belajar urutan nomor dan mengaplikasikannya. Sebuah trik linguistik kecil. Namun, beberapa bahasa tidak begini, karena beberapa bahasa tidak punya kata untuk angka. Bahasa tersebut tidak punya kata seperti “tujuh”… atau kata seperti “delapan.” Bahkan, para penutur bahasa itu tidak berhitung, dan mereka kesulitan menentukan jumlah dengan tepat. Jadi, contohnya, jika saya meminta mereka untuk mencocokkan jumlah pinguin ini dengan bebek berjumlah sama, Anda mungkin bisa menghitungnya. Tetapi, mereka yang tak punya trik linguistik itu tidak bisa. 

Bahasa juga berbeda dalam hal memilah spektrum warna — pada dunia visual. Beberapa bahasa punya banyak kata untuk warna, beberapa hanya punya sedikit, “muda” dan “tua”. Tiap bahasa berbeda dalam hal penempatan batasan antarwarna. Contohnya, dalam bahasa Inggris, ada kata untuk biru yang mencakup semua warna yang Anda lihat di layar, tetapi dalam bahasa Rusia tidak ada kata biru. Alih-alih, penutur Rusia harus membedakan antara biru muda, “goluboy,” dengan biru tua, “siniy.” Jadi orang Rusia mendapat latihan seumur hidup, melalui bahasanya, untuk membedakan kedua warna ini. Saat kami menguji kemampuan orang untuk secara perseptual membedakan warna ini, kami temukan bahwa penutur bahasa Rusia lebih cekatan dalam batasan linguistik ini. Mereka lebih cekatan saat membedakan antara biru muda dan tua. Dan jika Anda mengamati otak manusia di saat mereka melihat warna — misalnya warna biru yang perlahan berubah dari biru muda ke tua — otak manusia yang menggunakan kata berbeda untuk biru muda dan tua akan menampakkan reaksi terkejut saat warna berubah dari muda ke tua, seakan, “Oh, ada sesuatu yang kategorinya berubah,” sedangkan otak para penutur bahasa Inggris, misalnya, yang tak melakukan pengelompokan serupa, tidak menunjukkan reaksi terkejut, karena tak ada perubahan kategori. 

Bahasa punya segala macam ciri struktur yang khas. Yang ini salah satu favorit saya Banyak bahasa memiliki tata bahasa bergender; setiap kata benda diberikan gender, seringnya maskulin atau feminin. Dan gender tersebut berbeda antarbahasa. Contohnya, matahari itu feminin di bahasa Jerman, tetapi maskulin di bahasa Spanyol, dan bulan, sebaliknya. Mungkinkah ini ada hubungannya dengan cara orang berpikir? Apakah penutur bahasa Jerman berpendapat matahari sebagai hal yang feminin, dan bulan lebih maskulin? Sebetulnya, memang demikian adanya. Kalau kita meminta penutur bahasa Jerman dan Spanyol mendeskripsikan jembatan, seperti yang ada di gambar ini– kebetulan kata “jembatan” termasuk feminin dalam bahasa Jerman, secara gramatikal maskulin dalam bahasa Spanyol– Penutur bahasa Jerman mungkin menggunakan kata “cantik”, “elegan” untuk jembatan, atau kata lain yang dianggap feminin. Sedangkan penutur bahasa Spanyol akan berpendapat bahwa “kokoh” atau “panjang”, yang merupakan kata bersifat maskulin. 

Bahasa juga berbeda saat digunakan untuk mendeskripsikan peristiwa, kan? Misalnya peristiwa kecelakaan seperti ini. Di bahasa Inggris, akan dikatakan, “Dia memecahkan vasnya.” Dalam bahasa seperti Spanyol, kalian mungkin akan berkata, “Vasnya pecah,” atau, “Vasnya pecah sendiri.” Jika tak disengaja, kita takkan bilang seseorang melakukannya. Dalam bahasa Inggris, anehnya, kita bisa berkata seperti, “Aku mematahkan lenganku.” Nah, di banyak bahasa lain, Anda tidak bisa memakai susunan itu kecuali jiwa Anda terganggu … lalu Anda mencoba mematahkan tangan Anda– dan Anda berhasil. Jika hal itu tak disengaja, susunan kalimatnya akan berbeda. 

Perbedaan ini ada dampaknya. Penutur bahasa yang berbeda akan memperhatikan hal yang berbeda, tergantung dari ketentuan dalam bahasa masing-masing. Jadi saat kami menunjukkan kecelakaan yang sama kepada penutur bahasa Inggris dan Spanyol, penutur bahasa Inggris akan mengingat siapa pelakunya, karena bahasa Inggris menuntut susunan, “Dia memecahkan vas itu.” Sedangkan penutur bahasa Spanyol cenderung tidak mengingat pelakunya jika itu tidak disengaja, dan mereka cenderung lebih ingat bahwa itu adalah suatu kecelakaan. Mereka akan lebih mengingat unsur niatnya. Jadi, dua orang melihat kejadian yang sama, menyaksikan kejahatan yang sama, tetapi mengingat hal yang berbeda dari kejadian tersebut. Hal tersebut berhubungan dengan kesaksian saksi mata. Ini juga terkait dengan tuduhan dan hukuman. Jadi misalnya ada penutur bahasa Inggris dan saya menunjukkan seseorang memecahkan vas, lalu saya bilang, “Dia memecahkan vasnya,” bukannya, “Vasnya pecah,” walaupun sudah menyaksikannya sendiri, menonton rekamannya, Anda bisa melihat kronologis pecahnya vas, Anda akan menghukum orang lebih berat dan lebih menyalahkannya jika saya berkata, “Dia memecahkan vas,” dibandingkan, “Vasnya pecah.” Bahasa menuntun logika kita mengenai suatu kejadian. 

Nah, saya sudah memberikan beberapa contoh bagaimana bahasa dapat sangat membentuk cara kita berpikir, dan itu terjadi dengan berbagai cara. Jadi bahasa bisa memiliki dampak besar, misalnya pada persepsi ruang dan waktu, sehingga cara orang dalam memetakan ruang dan waktu bisa sangat berbeda. Bahasa juga memiliki dampak yang mendalam– seperti pada contoh mengenai angka. Jika bahasa memiliki kata untuk berhitung, memiliki kata untuk angka, akan membuka seluruh dunia matematika. Tanpa kemampuan berhitung, mustahil menguasai aljabar, serta tidak bisa melakukan apapun yang dibutuhkan untuk membangun ruangan seperti ini atau mempersiapkan tayangan ini, kan? Trik kecil mengenai angka ini menjadi batu loncatan menuju seluruh ranah kognitif. 

Bahasa juga memiliki dampak yang sangat awal, seperti pada contoh tentang warna. Ini adalah langkah persepsi yang sederhana dan mendasar. Kita melakukannya ribuan kali setiap saat, tetapi bahasa berperan di dalamnya dan mempengaruhi keputusan perseptual yang kelihatannya sepele itu. Bahasa dapat memberi dampak yang luas. Persoalan gender dalam tata bahasa mungkin agak sedikit konyol, tetapi gender tersebut melekat pada semua kata benda. Itu artinya, bahasa dapat membentuk cara berpikir kita mengenai apapun yang tergolong kata benda. Dan itu mencakup banyak hal. 

Akhirnya, saya tadi mencontohkan bagaimana bahasa membentuk hal-hal yang bernilai personal bagi kita– misalnya tuduhan, hukuman, atau ingatan saksi mata. Hal ini penting dalam kehidupan sehari-hari. Indahnya keberagaman linguistik adalah, betapa ia menunjukkan keulungan dan kelenturan pikiran manusia. Pikiran manusia menghasilkan bukan hanya satu bidang kognitif, melainkan 7.000– ada 7.000 bahasa yang digunakan di seluruh dunia. Dan kita bisa membuat lebih banyak lagi –bahasa merupakan sesuatu yang hidup, yang dapat kita asah dan ubah untuk memenuhi kebutuhan kita. Hal yang memprihatinkan adalah, kita semakin kehilangan keberagaman bahasa sepanjang waktu. Satu bahasa menghilang setiap minggunya, dan diperkirakan, separuh dari bahasa dunia akan hilang dalam seratus tahun ke depan. Berita yang lebih buruknya adalah, semua yang kita ketahui tentang pikiran dan otak manusia saat ini bersumber dari penelitian oleh mahasiswa penutur Bahasa Inggris Amerika di universitas. Mereka tidak dapat mewakili seluruh umat manusia, kan? Jadi, pengetahuan kita mengenai pikiran manusia sebenarnya sangat sempit dan bias, dan ilmu pengetahuan kita harus berusaha agar lebih baik. 

Saya ingin menutup dengan gagasan terakhir ini. Kita tahu penutur bahasa yang berbeda berpikir secara berbeda pula, tetapi intinya bukan tentang bagaimana orang di belahan dunia lain berpikir. Ini mengenai cara Anda berpikir. Tentang bagaimana bahasa yang Anda gunakan membentuk cara Anda berpikir. Hal tersebut memberi Anda kesempatan untuk bertanya, “Mengapa saya berpikir seperti ini?” “Bisakah berpikir dengan cara lain?” Dan juga, “Pemikiran apa yang ingin saya buat?” 

Terima kasih banyak. 

Source: TED Women

Mengapa Huruf ‘X’ Digunakan untuk ‘sesuatu yang tidak diketahui’?

Terry Moore memiliki jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepada kita semua.

Pertanyaannya adalah;

“Mengapa huruf X mewakili sesuatu yang tidak diketahui (the unknown)?”

Memang, kita mempelajarinya di kelas matematika, namun saat ini, simbol tersebut telah ada di mana-mana, misalnya — faktor X, data X, projek X, bahkan TEDx. Dari mana asalnya?

Sekitar tahun 2006, Moore memutuskan untuk belajar Bahasa Arab, yang ternyata adalah bahasa yang sangat logis. Menulis kata, frase, atau kalimat dalam Bahasa Arab seperti menyusun sebuah persamaan, karena setiap bagiannya sangat tepat dan membawa banyak informasi. Itulah salah satu alasan banyak dari kita yang sampai pada kesimpulan bahwa ilmu pengetahuan, matematika, dan teknik di Barat saat ini benar-benar telah digunakan pada abad-abad pertama Masehi oleh bangsa Persia, Arab, dan Turki.

Sebagai contoh, sistem kecil dalam Bahasa Arab yang disebut al-Jabr. Secara kasar al-Jabr dapat diterjemahkan menjadi “Sistem untuk mencocokkan bagian yang berbeda.” Al-Jabr akhirnya sampai ke Inggris sebagai Algebra (aljabar). Ini salah satu contoh dari banyak contoh lainnya.

Naskah Bahasa Arab yang berisi berbagai temuan matematika akhirnya sampai ke Eropa, yaitu Spanyol, pada abad ke-11 dan 12. Ketika naskah itu sampai, ada ketertarikan yang luar biasa untuk menerjemahkan Bahasa Arab ini ke dalam Bahasa Eropa.

Namun terdapat masalah, salah satunya ada beberapa suara dalam Bahasa Arab yang sulit untuk dilafalkan oleh orang Eropa jika tidak banyak berlatih. Dan pelafalan tersebut tidak pula dapat diwakili/ditransliterasi dengan sempurna oleh huruf yang tersedia dalam bahasa yang digunakan di Eropa.

Salah satu contohnya adalah huruf ش , yaitu huruf ‘syin’, yang dalam Bahasa Inggris dianggap sebagai ‘sheen’ dengan transliterasi ‘sh’. Huruf ini juga merupakan huruf pertama dari kata شيء , ‘shaiun’, yang berarti ‘sesuatu’ seperti dalam kata Bahasa Inggris ‘something’; yaitu hal yang tidak terdefinisi, yang tidak diketahui.

Dalam Bahasa Arab, kata tersebut menjadi definitif dengan menambahkan ‘al’, sehingga menjadi الشيء, ‘al-shaiun’, yaitu sesuatu hal. Kata ini merupakan kata yang muncul di masa pertama matematika mulai dikenal, sekitar abad ke-10.

Masalah bagi para cendekiawan Spanyol Abad Pertengahan yang bertugas menerjemahkan sumber-sumber ini adalah huruf ش dan kata شيء tidak dapat diubah ke Bahasa Spanyol karena bahasa ini tidak memiliki bunyi ‘sh’ tersebut. Berdasarkan konvensi, mereka menciptakan aturan di mana mereka meminjam bunyi ‘ck’, dari Bahasa Yunani klasik dalam bentuk huruf χ, yaitu huruf ‘chi’.

Kemudian, ketika bahan ini diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Eropa yang umum, katakanlah Bahasa Latin, mereka hanya menggantikan huruf χ, ‘chi’ dengan X Latin. Setelah hal tersebut terjadi, dan diubah ke Bahasa Latin, sumber-sumber ini menjadi buku teks dasar dalam matematika selama hampir 600 tahun.

Jadi sekarang kita punya jawaban untuk pertanyaan ini. Mengapa X menjadi ‘sesuatu yang tidak diketahui’ (the unknown)? Jawabannya adalah karena orang Eropa tidak bisa mengatakan ‘sh’ dalam Bahasa Spanyol. Layak untuk diinformasikan, bukan?

Salam Excellent!

Source: Terry Moore | TED Talk

Apa itu Ironi Verbal?

Cuaca yang bagus hari ini!

Pekerjaan yang luar biasa!

Anda seorang atlet yang luar biasa!

Itu semua bernada positif, bukan?

Yah, mungkin saja. Sebenarnya, tergantung pada sikap dan nada suara dalam penyebutan kalimat-kalimat tersebut.

Mereka bisa menjadi pujian yang sangat baik. Bagaimanapun, juga bisa menjadi kalimat memojokkan dan menyerang.

Sedikit perubahan sikap dalam mengungkapkan kalimat-kalimat semacam iniliah, apa yang kita sebut sebagai ironi verbal.

Ketika seseorang mengatakan “Cuaca yang bagus hari ini!”

Sangat mungkin orang tersebut memang menyatakan bahwa mentari bersinar cerah, burung-burung berkicau, dan angin berhembus tenang.

Tetapi jika cuaca buruk, awan hujan bergulung-gulung, dan angin badai mengamuk, sementara seseorang berkata “Cuaca yang bagus hari ini!” Dia mungkin tidak bermaksud seperti itu.

Yang dia maksudkan mungkin cuacanya sedang mengerikan, namun dia mengatakan sebaliknya.

Ini merupakan ironi verbal, yaitu ketika seseorang menyatakan sesuatu yang berlawanan dengan yang dimaksudkannya.

Orang-orang umumnya mengerti apa yang dipikirkan sesungguhnya. Bukankah ini merupakan sarkasme, dan orang yang berujar sedang sarkastis/menyindir? Ya.

Ketika seseorang menyatakan sesuatu yang berlawanan dengan apa yang dimaksudkannya, itulah ironi verbal.

Ketika orang tersebut beranjak selangkah lebih jauh lagi, yaitu memiliki maksud yang berlawanan denga ucapannya, dan disertai keinginan untuk sedikit memojokkan dan mengolok-olok, itulah sarkasme.

Coba perhatikan contoh kedua:

“Pekerjaan yang luar biasa!”

Seseorang menuntaskan mimpi hidupnya: Luar biasa!

Seseorang menjuarai kejuaraan olahraga: Luar biasa!

Seseorang menabrak mobil lain: Tidak luar biasa.

Dalam kondisi terakhir ini, saat ada penumpang yang berkata: Pekerjaan bagus!

Mereka mungkin sedang punya maksud sebaliknya dengan disertai sedikit olokan, ini merupakan ironi verbal dan itu sarkastik.

“Engkau adalah seorang atlet berbakat,” dikatakan kepada seorang Olympian.

Tidak ada ironi verbal yang nampak.

Katakan hal yang sama kepada seorang anak yang kikuk, yang tersandung ke dalam kelas dan menumpahkan buku-buku serta pensilnya hingga tersebar seisi ruangan.

Tentu hal tersebut kasar dan termasuk ironi verbal, karena apa yang Anda katakana bukanlah apa yang Anda maksudkan.

Utamanya ketika terdapat niatan untuk mengejek anak yang kasihan ini, Anda tidak hanya melakukan ironi verbal, namun juga sarkastis/sindiran.

Meskipun demikian, Anda perlu waspada. Meski semua sarkasme sesuai dengan definisi ironi verbal, tidak semua ironi verbal merupakan sarkastis.

Ironi verbal adalah ketika apa yang dimaksudkan berlawanan dengan yang dikatakan.

Sedangkan sarkasme menambahkan sikap menyerang tadi.

Terkadang, ketika lapisan makna yang lain hadir tanpa adanya nada sarkastis.

Sekarang pergi ke luar sana dan temukan contoh ironi verbal dan Sarkasme, semoga berhasil…

Semoga Anda beruntung dalam tugas yang sulit ini. Tidak ada ironi verbal di sini.

Salam Excellent!

Source: TED-Ed | Christopher Warner

International Translation Day 2019: Tema, Sejarah, dan Pengaruhnya

International Translation Day (Hari Penerjemahan Internasional) dapat diamati pada tanggal 30 September setiap tahunnya, dan diperingati untuk meningkatkan kesadaran tentang profesi penerjemahan, dan untuk memberikan penghormatan kepada karya para profesional dalam bidang bahasa. Penerjemahan membantu dalam mempromosikan warisan budaya dan munculnya rasa saling menghormati di dunia yang terus berubah saat ini.

Menurut PBB, Hari Penerjemahan Internasional memainkan peranan penting dalam menyatukan negara-negara, berkontribusi pada pembangunan dan memperkuat perdamaian serta keamanan dunia. Hari ini memberikan peluang besar untuk menyoroti pekerjaan penting para penerjemah, juru bahasa, dan lainnya dalam industri layanan bahasa.

International Translation Day 2019: Tema

Tema Hari Penerjemahan Internasional 2019 adalah, “Translation and Indigenous Languages”/Penerjemahan dan Bahasa Adat. Tema ini berfokus pada bahasa asli yang berada dalam bahaya kepunahan. Karena itu, penting untuk melestarikan dan melindungi bahasa jutaan penduduk asli di seluruh dunia. Bahasa untuk penduduk asli adalah bagian integral dari budaya mereka. Dapat dikatakan bahwa ketika suatu komunitas kehilangan bahasanya, ia juga akan kehilangan budayanya.

Tema Hari Penerjemahan Internasional  2018 adalah “Translation: Promoting Cultural Heritage in Changing Times”/Penerjemahan: Mempromosikan Warisan Budaya di Era yang Berubah. Tema ini dipilih oleh dewan FIT, dan memainkan peran penting dalam menyatukan negara-negara, memfasilitasi dialog, pemahaman dan kerja sama, berkontribusi pada pembangunan dan memperkuat perdamaian dan keamanan dunia.

International Translation Day 2019: Sejarah

Tahukah Anda bahwa Hari Penerjemahan Internasional adalah di antara entri terbaru dalam kalender acara dunia? Peringatan ini dimunculkan oleh Federasi Penerjemah Internasional (FIT). Perayaan hari ini setiap tahunnya adalah dalam rangka menghargai pekerjaan penerjemah dan penerjemah yang meruntuhkan hambatan bahasa untuk membuat dunia menjadi tempat yang sedikit lebih terjangkau. Peringatan atas hari ini dirayakan dengan serangkaian acara, seminar, dan simposium di berbagai kawasan dunia.

Pada 24 Mei 2017, Majelis Umum mengadopsi resolusi 71/288 untuk menyatakan 30 September sebagai Hari Penerjemahan Internasional setelah mempertimbangkan peran para profesional dalam menghubungkan negara-negara dan memupuk perdamaian, pengertian dan pembangunan.

30 September dipilih oleh FIT karena tanggal ini bertepatan dengan St. Jerome, penerjemah Alkitab yang dianggap sebagai penerjemah fenomenal. Perayaan ini telah dipromosikan oleh FIT (Federasi Penerjemah Internasional) yang didirikan pada tahun 1953. Bahkan pada tahun 1991, FIT meluncurkan ide Hari Penerjemahan Internasional yang diakui secara resmi untuk menunjukkan solidaritas komunitas penerjemahan di seluruh dunia dan juga untuk mempromosikan profesi penerjemahan di beberapa negara.

International Translation Day 2019: Pengaruh

Izinkan kami menginformasikan kepada Anda bahwa penerjemah dan juru bahasa adalah dua profesi yang didedikasikan untuk satu tujuan, yaitu memfasilitasi komunikasi di antara orang-orang. Baik penerjemah maupun juru bahasa berada di titik persimpangan yang berdampak pada perkembangan bisnis, sains, kedokteran, teknologi, hukum internasional, politik, dan sejumlah bidang lainnya. Bantuan ini akan memberikan kemampuan masing-masing di dunia untuk saling belajar satu sama lain untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan.

Menurut UNESCO, warisan budaya sebagaimana yang disebutkan dalam tema tahun ini tidak berakhir sebagai “monumen dan koleksi benda-benda”. Warisan budaya ini mencakup warisan budaya non-benda seperti pengetahuan, kepercayaan, dan praktik yang menyangkut manusia, alam, dan hubungan kita dengan alam semesta. Hal ini tidak hanya membantu dalam partisipasi antar budaya tetapi juga mendorong rasa saling menghormati tentang cara hidup lainnya.

Oleh karena itu, Hari Penerjemahan Internasional menyoroti peran penerjemahan untuk mendorong profesi yang membantu mempromosikan pemahaman tentang warisan budaya dan rasa saling menghormati di dunia kita yang terus berubah.

Source: Jagran Josh